REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA - Bahan bakar minyak (BBM) di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia yakni di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, mulai langka.
"Sejak sebulan terakhir BBM khususnya jenis premium dan solar di Nunukan mulai langka. Namun, BBM jenis pertamax tetap tersedia," ungkap Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Kabupaten Nunukan, Hasan Basri, dihubungi dari Samarinda, Kamis (15/3) malam.
Menjelang pengumuman kenaikan harga BBM, lanjut dia, premium dan solar di Kabupaten Nunukan semakin sulit ditemukan. "Di Kabupaten Nunukan belum ada SPBU dan hanya ada tiga APMS (agen premium dan minyak solar). Jika ada stok pun antrean kendaraan cukup panjang dan biasanya APMS hanya buka selama tiga hari dan setelah itu tutup akibat kehabisan," katanya.
"Menjelang pengumuman kenaikan harga BBM antrean semakin panjang," ungkap Hasan basri. Mengantisipasi gejolak masyarakat akibat terjadinya kelangkaan tersebut, emerintah Kabupaten Nunukan telah membagikan kupon kepada setiap warga.
"Kupon bertujuan membatasi pembelian BBM secara berlebihan sehingga penggunaan BBM bisa dikontrol dan sebagai upaya menghindari penyimpangan," kata Hasan Basri. Salah seorang warga Nunukan, Iwan, mengaku akibat kelangkaan, harga premium eceran mencapai Rp8.000 hingga Rp 10. 000 per liter.
"Saya jarang membeli BBM di APMS karena antreannya terlalu panjang. Selama ini saya terpaksa membeli bensin eceran yang harganya mencapai Rp10 ribu per botol," kata Iwan.