Kamis 15 Mar 2012 10:29 WIB

Alumni HMI: Aparat Jangan Jadi Centeng Kekuasaan

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Didi Purwadi
Massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berunjuk rasa menolak rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berunjuk rasa menolak rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alumni HMI, Viva Yoga Mauladi, memprotes ulah aparat Polri yang mengacak-acak Kantor HMI di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (14/3) malam. Yoga menilai hal ini sebagai pelanggaran berekspresi yang menjadi bagian dari hak asasi seseorang.

"Aparat jangan jadi centeng kekuasaan. Negara ini milik rakyat. Aparat negara bertugas menjalankan tugas untuk melayani rakyat," ujar Viva, saat dihubungi Republika, Kamis (15/3).

Viva menilai aparat negara harus melindungi kekuatan civil society. Ormas, pemuda, dan mahasiswa adalah bagian dari kekuatan civil society. Posisi mereka bukan bagian dari kekuasaan dan berfungsi mengkritisi kebijakan pemerintah.

Mekanisme check and balances itulah yang memperkuat dan menyehatkan kehidupan demokrasi di Indonesia. "Jika aparat menyerang mereka, maka sama saja menghancurkan kekuatan demokrasi," jelasnya.

Viva pun meminta agar aparat yang mengacak-acak kantor HMI Cilosari itu ditindak tegas. Mereka harus mempertanggungjawabkan ulahnya. "Jika melanggar etika dan profesi, maka mereka harus ditindak," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement