REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Satgas Anti Pornografi yang baru dibentuk oleh Presiden SBY walaupun terlambat, diminta menurunkan Angka pergaulan bebas pada remaja sebagai salah satu penyebab tingginya angka HIV/AIDS baru.
“Secara peribadi saya mengapresiasi dibentuknya Satgas Anti Pornografi. Walaupun terlambat, saya berharap Satgas dapat menjadi motor penggerak menurunkan angka pergaulan bebas pada remaja dampak dari pornografi,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI Herlini Amran, Selasa (14/03).
Dari data Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2008, dari 4.726 responden siswa SMP dan SMA di 17 kota besar diperoleh hasil, 97 persen remaja pernah menonton film porno serta 93,7 persen pernah melakukan ciuman, meraba kemaluan, ataupun melakukan seks oral. Sebanyak 62,7 persen remaja SMP tidak perawan dan 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi. Perilaku seks bebas pada remaja terjadi di kota dan desa pada tingkat ekonomi kaya dan miskin.
“Persentase angka remaja yang pernah menonton film porno sungguh sangat mengkahawatirkan, diharapkan dengan dibentuknya gugus tugas ini dapat meredam permasalahan moral bangsa yang sudah akut tersebut,” geramnya.
Legislator FPKS ini menyarankan satgas dapat bersinergi juga dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) di lapangan utk memaksimalkan penyiapan remaja pranikah dan memasifkan pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja.
Baru-baru ini saja ada kejadian faktual di Parung Bogor yaitu Kasus video porno yang terbongkar saat polisi menggerebek sebuah kamar di salah satu hotel di Parung, Bogor. Di dalam kamar tersebut ditangkap 4 orang yang terdiri dari 1 perempuan dan 3 laki-laki. “Kasus ini hanyalah sebagian kecil dari berbagai permasalahan komplek dari dampak Pornografi, satgas harus cepat tanggap dalam menyelesaikan permasalahan seperti ini,” desakya.