Ahad 11 Mar 2012 20:57 WIB

Tolak Kenaikan BBM, Tapi Dukung BLT

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan masyarakat memang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, mereka mendukung program BLT.

Hasil survei yang dirilis LSI menyebutkan, 69,64 persen dari 440 responden menyetujui program BLT sebagai kebijakan populer yang mengiringi kebijakan menaikkan harga BBM. Hanya 28,69 persen yang tidak menyetujui.

LSI juga menyatakan SBY paling diuntungkan dengan kebijakan BLT ini. Ketika responden ditanya seandainya BLT dijalankan, siapakah tokoh yang dinilai paling berjasa? Sejumlah 53,74 persen menyatakan SBY paling berjasa. Sekitar 19 persen menyatakan Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, yang berjasa.

Partai Demokrat paling diuntungkan dengan program BLT ini. Ketika responden ditanyakan partai mana yang paling berjasa dengan adanya BLT? Sejumlah 54,36 persen menjawab Demokrat. Sebesar 8,14 persen menyatakan PDIP berjasa. Dan 7,84 persen menyatakan Golkar berjasa.

LSI mencatat SBY dan Demokrat hanya menaikkan BBM dengan paket BLT. "Tanpa BLT, kenaikan BBM menjadi blunder politik. Sebab, 54,27 persen menyalahkan Demokrat jika BBM naik. Namun, sebanyak 54,36 persen menyatakan Demokrat paling berjasa dengan kebijakan BLT. Bagi Demokrat dan SBY, kekecewaan publik atas naiknya BBM hanya bisa dinetralkan dengan BLT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement