Ahad 11 Mar 2012 12:35 WIB

Aktifis Lingkungan 'Rampok' Tas Plastik Pengunjung KBS

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Sampah plastik menjadi salah satu persoalan besar di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Bahkan sampah itu pula yang menyebabkan kematian beberapa hewan selama ini. Pada Ahas (11/3), puluhan aktifis peduli lingkungan 'merampok' tas plastik yang dibawa pengunjung ke dalam area KBS.

"Sampah plastik dari para pengunjung sangat merusak lingkungan dan mengganggu keberadaan satwa. Untuk itu perlu dilakukan gerakan penyadaran," ujar Wawan Some, Koordinator Komunitas Nol Sampah.

Aksi itu dilakukan dengan menukar tas kresek yang dibawa pengunjung dengan tas berbahan kain yang telah disediakan para aktifis lingkungan. Selain untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, tujuan aksi itu juga sebagai wujud keprihatinan matinya satu-satunya Jerapah beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, kematian satwa berleher panjang itu diakibatkan adanya bahan plastik seberat 20 kg di dalam tubuhnya. Plastik itu diduga berasal dari sampah tas kresek para pengunjung yang dimakan sang Jerapah. "Kalau fenomena ini terus terjadi dan dibiarkan, akan ada berapa banyak lagi satwa yang akan mengalami hal sama," tanya Wawan.

Dina (35), pengunjung KBS, sempat kaget saat dirinya diminta menyerahkan barang bawaan yang ia bungkus dengan plastik. Namun setelah mendengarkan alasan dari para aktifis, ibu yang datang dengan dua anaknya itu tidak segan-segan menukar tas plastiknya dengan tas kain yang diberikan. "Saya tidak tahu kalau tas kresek ini, bisa membahayakan hewan," ucap Dina.

Anthan Warsita, Humas KBS mengatakan pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada pengungjung agar lebih disiplin membuang sampah pada tempatnya, terutama yang berbahan plastik. Karena jika tidak, satwa bisa memakan sampah plastik yang berceceran.

"Sosialisasi itu kami lakukan dengan memasang spanduk dan papan pengumuman di lokasi-lokasi strategis. Jumlahnya sekitar 30 unit dan berisi pesan agar tidak membawa masuk tas plastik," jelas Anthan.

Anthan pun mengakui bahwa pihaknya cukup keleleran menangani masalah sampah. Pasalnya, produksi sampah pengunjung tidak sesuai dengan jumlah tempat sampah yang berjumlah sekitar 200 tong.

Pada hari biasa, jelasnya, produksi sampah bisa sekitar 1 truk. Sedangkan hari libur mencapai 3 truk. Saat ini pihaknya pun terus melakukan pembahasan mengenai tempat sampah ideal.

Aksi yang bertema 'Zoo Without Kresex' itu diikuti berbagai elemen seperti Komunitas Nol Sampah, Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan (KJPL) Indonesia, Paguyuban Cak dan Ning Suroboyo, Blogger Tugu Pahlawan, Ngowes, Kophi Surabaya, dan Kelingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement