REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Jajaran Kepolisian Resor Pacitan, Jawa Timur, menyelidiki kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di kabupaten tempat kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut menyusul rencana pemerintah menaikkan harga premium dan solar pada April.
"Kami sudah panggil para pengusaha SPBU (stasiun pengisian bahan bakar minyak umum) untuk dimintai keterangan terkait kelangkaan yang terjadi selama dua pekan terakhir," kata Kapolres Pacitan AKBP M Agung Budijono, Sabtu.
Dijelaskannya, selain memanggil pemilik SPBU, kepolisian juga menyelidiki kemungkinan terjadi praktik spekulan menjelang kenaikan harga BBM. Pemanggilan itu, menurut Kapolres, sengaja dilakukan untuk mengetahui masalah yang memicu kelangkaan BBM di daerahnya.
Beberapa materi pertanyaan dasar yang menjadi fokus tim investigasi kepolisian di antaranya menyangkut jumlah stok maupun jalur distribusi BBM, khususnya jenis premium dan solar.
Meski belum sampai terjadi kepanikan di lapangan, potensi hambatan yang kemungkinan bakal muncul seiring kenaikan BBM juga menjadi perhatian pihak kepolisian.
"Praktik-praktik penimbunan BBM seperti yang lalu-lalu tidak boleh lagi terjadi, apapun alasannya, karena hal semacam itu akan merugikan masyarakat sebagai konsumen," tandasnya.
Sejumlah SPBU di Kabupaten Pacitan selama ini mendapatkan pasokan dari Depo Pertamina di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng). Kapolres mengungkapkan, saat ini pihaknya juga tengah melakukan pemantauan dan penyelidikan, mulai dari tingkat polres sampai ke jajaran polsek.
Khusus di jajaran polsek, fungsi intelijen dilakukan untuk mengidentifikasi ada/tidaknya indikasi praktik penimbunan BBM oleh para spekulan yang ingin mendapatkan keuntungan lebih saat harganya naik nanti.
Sebelumnya, jajaran Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Pacitan berhasil menggagalkan upaya penjualan solar subsidi ke sejumlah industri setempat. "Kami juga melakukan penyelidikan, namun sampai saat ini belum ada temuan," ujarnya.
Menghadapi hari "H" kenaikan BBM mendatang, Kapolres menegaskan bahwa sejumlah personelnya akan diterjunkan di lokasi-lokasi SPBU. Selain memantau situasi keamanan mereka juga akan ikut membantu mengatur jumlah pembeli yang kemungkinan bakal melonjak drastis pada detik-detik menjelang kenaikan harga.
"Pemantauan dan penempatan anggota dilihat dari status SPBU. Biasanya H-1 atau H-2 ada peningkatan pembeli," jelasnya