REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 17 pengusaha miliarder Indonesia berhasil menembus daftar orang terkaya dunia tahun 2012 versi majalah Forbes. Perkembangan ini sekaligus menjadi cerminan ketimpangan perekonomian kerakyatan.
“Jika mereka bisa tembus daftar itu karena pertumbuhan kelas menengah dan tinggi sedang pesat. Tapi, seperti sebuah kereta, roda depan melaju kencang sedangkan roda belakangnya tersendat,”jelas pengamat perbankan dan ekonom dari Institute for Development Economy and Finance (Indef), Dradjad Wibowo, Kamis (8/3).
Pola ekonomi di Indonesia saat ini, kata dia, menguntungkan pengusaha di bidang ekstraksi sumber daya alam seperti mereka. Begitu pula usaha-usaha pendukung ekstraksi sumber daya alam seperti properti daerah tambang dan perhotelan. Semua usaha di bidang tadi seakan menjadi sumber pendapatan terbesar yang mengucur deras ke kantong mereka.
Drajad meniliknya sebagai sebuah kebanggaan semu. Lantaran para pengusaha tersebut terlihat menonjol kekayaannya di tengah lautan kemiskinan. Dari data sensus terbaru saja, lanjutnya, masih ada 31 juta jiwa yang tergolong penduduk miskin. “Harus ada aksi tegas dari pemerintah dan kalangan dunia usaha untuk mengurangi tingkat ketimpangan pendapatan dan kesenjangan ekonomi itu,” kata politisi Partai Amanat Nasional ini.