REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tidak senang dengan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang digusur, terlebih penggusuran dengan cara kekerasan. Hanya saja, ia juga meminta agar PKL bisa menjalankan usahanya dengan tertib dan sesuai aturan yang ada.
“Saya tidak senang lihat saudara kita pedagang kaki lima digusur-gusur apalagi dengan kekerasan. Namun demikian, saudaraku pedagang kaki lima bisa menjalankan usahanya dengan tertib, sesuai yang diatur dan ditata pemerintahan daerah,” kata presiden saat membuka Peringatan Gerakan Kewirausahaan Nasional 2012 bertema 'Kewirausahaan untuk Semua' di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (8/3).
Presiden SBY berpendapat, keberadaan PKL sangatlah penting. Tetapi, factor ketertiban, kebersihan, dan penataan harus diperhitungkan. Menurutnya, jika usaha mikro kecil dan menegah bisa tumbuh dengan baik, akan mengurangi pengangguran. Pada akhirnya, bisa memperkecil angka kemiskinan.
Karena itu, presiden kelahiran Pacitan, Jawa Timur itu pun mendorong agar kaum muda memiliki jiwa berwirausaha, gigih berusaha, dan menciptakan peluang. “Mengapa kewirausahaan sangat penting, karena kaum usahawan adalah kaum yang menciptakan peluang bukan menunggu peluang yang diciptakan orang lain,” kata presiden 62 tahun itu.
Dengan begitu, lanjut presiden, diharapkan semakin banyak orang yang bisa bekerja dengan baik, berpenghasilan baik, dan memiliki kesejahteraan yang baik pula.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan sempat mengatakan ada 4 juta rakyat Indonesia yang berprofesi sebagai wirausaha. Pemerintah, sambung Syarief, terus mendorong anak-anak muda untuk menjadi pengusaha pemula.
"Kita dampingi, kita bantu pembiayaannya. Bisa lewat KUR (kredit usaha rakyat), dana bantuan sosial, dan dana bergulir," kata Syarief awal pekan ini.