REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sudah menjadi pemandangan umum kalau rapat paripurna DPR sepi dari anggota sehingga terpaksa harus molor karena tidak mencapai kuorum. Kondisi rapat pada Selasa (6/3) pun tak ada beda.

Hingga pukul 10.10 WIB, ruang rapat paripurna DPR yang ada di nusantara II masih sepi. Padahal, rapat dengan agenda mendengar pendapat fraksi dan pengambilan keputusan terhadap RUU Jabatan Notaris dimulai pukul 09.00 WIB

Hanya Ketua DPR, Marzuki Alie sebagai pimpinan sidang dan beberapa anggota yang terlihat. Dari laporan absensi yang dibacakan, baru ada 205 anggota yang membubuhkan tanda tangan. Padahal, dibutuhkan 281 tanda tangan untuk dimulainya rapat. ''Pada ke mana ini?'' kata Marjuki di depan ruang rapat paripurna DPR.

Komentar itu pun ditanggapi oleh beberapa anggota dewan yang sudah hadir. Ketua Badan Kehormatan, M Prakosa menjelaskan, harus ada kesepakatan antara pimpinan DPR, fraksi, dan BK. Ia mendesak agar pertemuan itu dilakukan secepatnya sehingga bisa dicari solusi dari tindakan indisipliner anggota dewan tersebut.

''Ini berlarut-larut. Harus ada terobosan terkait ketidakhadiran anggota. Harus ada rapat konsultasi sehingga bisa ada kesepakatan bulat dan mengikat. Karena kalau begini terus tidak akan selesai,'' ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.

Sementara itu, Tubagus Hasanuddin mencontohkan disiplin yang dialaminya ketika masih menjadi prajurit. Yang penting, katanya, harus ada contoh dari komandan untuk datang tepat waktu.

''Menurut saya ini keterlaluan. Yang mau hadir jam 9 hadir yang tidak hadir tidak apa-apa. Masalah di jalan banyak orang yang bisa tepat waktu meski tinggal di Bogor, di Bekasi. Yang di dekat DPR datang sama,'' jelasnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika