Ahad 04 Mar 2012 13:29 WIB

Kasus Bunuh Diri Kian Marak, Inilah Faktor Penyebabnya

Rep: rusdy nurdiansyah/ Red: Heri Ruslan
Korban meninggal dunia (ilustrasi)
Foto: www.123rf.com
Korban meninggal dunia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kasus bunuh diri di wilayah Jabodetabek terbilang amat tinggi. Sepanjang 2011, tercatat telah tejadi 142 kasus bunuh diri di Jakarta.

''Terbanyak adalah bunuh diri dengan cara gantung diri sebanyak 82 kasus,'' ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, Ahad (4/3).

Menurut Rikwanto, jika dibanding dengan tahun 2010, pada 2011 terjadi penurunan. ''Pada 2010 angkanya cukup tinggi, sebanyak 177 kasus, dan tertinggi dengan cara gantung diri sebanyak 101 kasus,'' terangnya.

Tiga kasus bunuh diri dalam seminggu terakhir ini yakni terjadi pada seorang auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Dedek Purwana Cahya (38) yang loncat dari lantai 12 gedung tempatnya bekerja, diduga kuat, Dedek stres lalu bunuh diri, Selasa (28/2) lalu.

Lalu kasus bunuh diri terjadi pada Sugandi alias Andi (27) ditemukan tewas gantung diri dengan menggunakan tali tambang, di rumahnya di Jalan Cipinang Cempedak, RT 2 RW 3, Jatinegara Jakarta Timur, juga pada Selasa (28/2) lalu.

Dua hari kemudian, pada Kamis (1/3), seorang siswa SMP 141 Mampang, Jakarta Selatan, Rio Septiadi (15), ditemukan tewas gantung diri menggunakan tali nilon di jendela kamar mandi rumahnya. Jumat (2/3), Polsek Pasar Minggu Jakarta Selatan menerima laporan kasus bunuh diri seorang putra tokoh. Iskandar Naro ditemukan tewas tergantung di kamarnya.

''Banyaknya kasus bunuh diri dengan berbagai modus diduga kuat akibat stres dan tekanan hidup yang begitu kuat,'' ujar Rikwanto. ''Keinginan tidak tercapai, tidak mampu menyelesaikan masalah akhirnya memilih bunuh diri untuk melepaskan semua beban dan masalah. Ini Sebuah pilihan yang tidak tepat,'' tuturnya.

Sementara itu, menurut psikolog forensik, Kasandra Putranto, kasus bunuh diri yang sering terjadi di masyarakat bukan karena pergeseran nilai-nilai moral. Dalam beberapa kasus, bunuh diri disebabkan rendahnya kesehatan jiwa di masyarakat.

''Pilihan bunuh diri terjadi lebih kepada kondisi ketidaksehatan jiwa masyarakat yang saat ini mencapai angka yang meningkat setiap tahunnya,'' jelas Kasandra.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement