REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Mobil Esemka yang diuji emisi pada awal pekan ini dinyatakan tidak lolos oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Namun, Menhub, EE Mangindaan, mengatakan hal tersebut bukan akhir dari nasib mobil buatan anak bangsa itu. “Jadi, itu (gagal uji emisi) bukan harga mati,” katanya di Istana Negara, Jumat, (2/3).
Ia mengatakan kekurangan yang ada dalam mobil Esemka masih bisa diperbaiki dan diperhalus, sehingga sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kemenhub. Ia menegaskan pemerintah masih mendukung penuh keberadaan mobil Esemka tersebut. “Kita masih dukung, makanya supaya save, tidak merusak, dan ramah lingkungan termasuk alat dalamnya.”
Mangindaan menolak jika gagalnya Esemka uji emisi dikarenakan tekanan dari pihak lain. Alasan utama Esemka gagal uji emisi, lanjutnya, tak lain karena asap yang dihasilkan oleh mobil tersebut terlalu banyak. Padahal, aturan untuk buangan emisi gas sudah distandarkan secara nasional, bahkan luar negeri. Poin yang diutamakan, yakni harus ramah lingkungan.
Sedangkan jika dilihat dari segi teknologinya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan melihatnya lebih jauh lagi. Yang jelas, kata dia, mobil Esemka akan diperjuangkan agar bisa bersaing di masa depan. “Anytime kita siap produk dalam negeri. Masa kita enggak dukung,” katanya.