REPUBLIKA.CO.ID, SERANG---Pemerintah Provinsi Banten bekerja sama dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Banten, berencana membangun masjid terapung diatas laut di sekitar lokasi wisata Pantai Anyer, Kabupaten Serang. "Kami menyambut baik rencana itu. Kami masih menunggu rencana detil pembangunan masjid tersebut atau DED, untuk selanjutnya dibahas dalam upaya menentukan rencana alokasi anggarannya," kata Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah usai menerima pengurus Yayasan MTB yang akan membangun dan mengelola masjid tersebut, Kamis (1/3).
Ia mengatakan, rencana pembangunan masjid terapung tersebut diharapkan bisa secepatnya terealisasi, untuk itu membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat Banten. Dengan demikian, nantinya masjid tersebut menjadi 'icon' Banten dan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar Banten atau wisatawan yang berkunjung ke Banten khususnya ke Anyer.
"Nanti bisa menjadi bagian dari objek wisata religi di Banten selain Kawasan Masjid Agung Banten Lama," kata Ratu Atut Chosiyah.
Ketua Yayasan Masjid Terapung Banten (MTB) Ahmad Taufik Nuriman mengatakan, ia berharap awal pembangunan masjid tersebut bisa direalisasikan pada 2012.
Namun demikian, pihaknya masih memikirkan kebutuhan anggaran untuk pembangunan masjid tersebut yang diperkirakan akan menelan anggaran sekitar Rp66 miliar diluar anggaran pembebasan lahan yang rencanananya sekitar 2,5 hektare hingga tiga hektare. "Luas keseluruhan lahan sekitar 2,5 hingga tiga hektare. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pembangunannya sekitar R p66 miliar," kata Ahmad Taufik Nuriman yang juga Bupati Serang.
Ia mengatakan, rencanannya bangunan masjid tersebut sekitar 11.400 meter persegi termasuk kantin di tengah laut dan hotel yang bernuansa Islami serta perkantoran. Sedangkan sisa lahan diperuntukan kawasan parkir, taman dan lokasi kegiatan keagamaan. "Sekitar 60 persen bangunan masjid itu berada di laut. Bahkan tadi ada usulan dari pihak Pemprov Banten kalau bisa bangunan masjid itu 100 di laut, itu masih kami pertimbangkan," kata Taufik Nuriman.
Ikuti Whatsapp Channel Republika