REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Batavia Raya, Rahmat Shaleh, mengatakan, posisi mahasiswa sebagai agen perubahan harus bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Karena itu, kata Rahmat, dalam membangun gerakannya, mahasiswa harus mampu merasakan kegelisah masyarakat. ''Dengan begitu, gerakan tersebut tidak ditunggangi oleh kekuatan politik praktis,'' ujarnya.
Menurut dia, terkait rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), seharusnya mahasiswa bergerak dalam tataran yang ideal. Dalam arti, tutur dia, mengkritik regulasi pemerintah terhadap industri migas nasional yang tidak berpihak terhadap rakyat.
Ia menegaskan solusi untuk ketahanan migas nasioanal adalah dengan cara mengelola sendiri bukan menyerahkan ke asing. "Mahasiswa harus bersikap dalam menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap kebijakan BBM ini," kata Rahmat dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Rabu (29/2).
Dia menjelaskan, perubahan mahasiswa dari dulu hingga sekarang memang berbeda. Kalau pada 1966, gerakan mahasiswa akibat terjadi perubahan politik, dan aspek sosial.
Jika sekarang, imbuhnya, keberadaan parpol yang masih mandul tidak bisa menjalankan fungsi roda kemasyarakatan harus diambil alih mahasiswa.
"Sekarang parpol belum bisa menjalankan fungsinya, dan mahasiswa harus berperan untuk itu," cetus Rahmat.