REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Politisi Partai Hanura, Akbar Faisal, mendapat penghargaan Charta Politika Award III dalam kategori Politisi Partai Koalisi Pemerintah. Penghargaan diserahkan Pemimpin Redaksi Republika, Nasihin Masha.
Menurut Akbar, media massa yang membuatnya bisa mendapat penghargaan ini. Karena itu, pihaknya mempersembahkan penghargaan tersebut kepada para jurnalis yang senantiasa mau menjadikannya narasumber dalam pemberitaan.
Akbar menyatakan, dampak pemberitaan media massa membuatnya terkenal di Tanah Air. "Ketika saya berangkat ke Aceh, banyak orang menyapa saya. Ini karena pemberitaan media ketika saya tampil dalam kasus Bank Century," ujar Akbar di Jakarta, Selasa (28/2) malam.
Akbar mengaku prihatin dengan kebijakan pemerintah. Pasalnya, hingga kini pemerintah masih melakukan politik akal bulus, terkait rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Ini lantaran saat membuat kajian tentang BBM, pemerintah membentuk tim yang diketuai pengamat ekonomi, Anggito Abimanyu.
Hasil kajian gabungan tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), maupun Institut Teknologi Bandung (ITB), papar Akbar, merekomendasikan kenaikan harga premium Rp 500 per liter.
Sayangnya, rekomendasi itu diabaikan pemerintah dan sekarang malah berencana menaikkan harga premium sebesar Rp 1.500. "Menaikkan premium bagus, meski telat. Tapi kebijakan ini akal-akalan," tuding anggota Komisi II DPR tersebut.