Selasa 28 Feb 2012 21:40 WIB

Wisatawan Swiss Lirik Ecotourism Indonesia

Pantai Senggigi, Lombok, salah satu andalan pariwisata NTB.
Foto: n4nk.blogspot.com
Pantai Senggigi, Lombok, salah satu andalan pariwisata NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA (ANTARA) - KBRI Bern berupaya mengenalkan destinasi wisata Indonesia yang masih belum banyak dikenal dan mencocokkannya dengan kebutuhan serta karakteristik wisatawan Swiss.

Siaran pers KBRI Bern, Selasa (28/2) menyebutkan, upaya perwakilan RI itu terlihat dari mulai menerbitkan sebuah buku panduan mengenai destinasi Indonesia, mengadakan promosi di transportasi umum, membuka stand-stand informasi wisata dalam setiap kegiatan lembaga persahabatam Indonesia-Swiss, hingga melakukan "diplomacy by proxy".

Kelompok-kelompok masyarakat Swiss juga diajari musik tradisional Indonesia seperti angklung, dengan grup angklung "PADASUKA" serta musik gamelan bekerja sama dengan sekolah musik 123 (Un, Deux, Trois) di Sion, daerah Swiss yang berbahasa Prancis.

Upaya paling akhir yang dilakukan adalah mengundang Ketua Umum Yayasan Paneco, sebuah yayasan lingkungan hidup yang berpusat di Zrich, Regina Frey, didampingi oleh seorang wartawan televisi dari "TeleZri", dari 10 Februari sampai 8 Maret 2012, untuk berkunjung ke daerah konservasi orangutan di Bukitlawang serta pusat-pusat pembelajaran lingkungan yang diperuntukan bagi masyarakat setempat di Sumatera Utara.

Kunjungan itu bertujuan untuk melihat sendiri tentang usaha-usaha yang telah dilakukan Yayasan Paneco yang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan beberapa LSM lokal dalam malakukan rehabilitasi dan konservasi orangutan di Sumatera. Pusat-pusat rehabilitasi orangutan dan tujuan "Ecotourism" seperti ini sudah mulai dilirik oleh wisatawan Swiss.

Masih banyak destinasi "Ecoturism" Indonesia yang sebetulnya masih memerlukan usaha-usaha untuk diperkenalkan sebagai destinasi wisata Indonesia seperti Taman Nasional Kerinci Seblat, Siberut di Sumatera, Ujungkulon, Baluran, Alas Purwo di Jawa, belum lagi di bagian timur Indonesia seperti Selayar, Tangkoko Duasaudara Resort, Togean Islands, Taman Nasional Wakatobi, Seram Sawai dan Raja Ampat.

Selain itu Indonesia harus bekerja keras untuk berbenah diri dalam menyambut kedatangan wisatawan hijau dari mancanegara, sehingga "ecotourism" bukan hanya diartikan sebagai berwisata ke daerah hijau namun juga berwisata dengan rasa tanggung jawab ke daerah-daerah alamiah yang dikonservasi dan yang lebih penting juga adalah dapat meningkatkan taraf hidup penduduk setempat.

Swiss negara kaya

Swiss dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita 90.149 dolar atau 395 juta dolar per tahun, berpenduduk 7,3 juta jiwa serta menempati wilayah 41 ribu kilometer, termasuk di dalam 10 negara terkaya di dunia, menurut data majalah Global Finance, Amerika Serikat.

Swiss juga dikenal sebagai negara tempat orang-orang kaya dunia menyimpan hartanya dan merupakan pusat wisata dunia. Hal ini membuat banyak negara yang membuat strategi pemasaran destinasi wisatanya di Swiss.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement