REPUBLIKA.CO.ID, PAYAKUMBUH -- Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, memiliki peta rawan bencana yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).
Menurut Kepala Badan Kesbang dan Penanggulangan Bencana Kota Payakumbuh, Yufnani Away, Senin, karena Kota Payakumbuh belum memiliki Badan Penanggulangan Bencana, maka peta rawan bencana kota tersebut berada di Dinas Tata Ruang.
"Secepatnya kita akan berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang untuk bisa memperoleh data peta rawan bencana tersebut," katanya. Menurut dia, dalam konteks kebencanaan terdapat tiga fase masing-masing fase prabencana, fase bencana, dan pascabencana.
Ketiga fase ini berada dalam lingkup kerja Badan Kesbang dan Penanggulangan Bencana, karena itu peta rawan bencana Kota Payakumbuh tersebut sangat dibutuhkan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan antisipasi pra bencana serta rencana penaggulangan bencana.
"Kota Payakumbuh sebenarnya relatif lebih aman dari bencana daripada daerah lain di Sumbar. Karena itu, kegiatan yang akan dilakukan oleh Badan Kesbang dan penanggulangan Bencana dalam waktu dekat dititikberatkan pada antisipasi pra bencana," katanya.
Dia menyebutkan, antisipasi pra bencana tersebut dapat berupa sosialisasi pada masyarakat tentang peta bencana, bagaimana mengantisipasi agar efek bencana tidak terlalu besar dan apa yang harus dilakukan jika bencana tersebut benar-benar terjadi.
"Meski bencana tidak terjadi, namun masyarakat harus selalu waspada terhadap ancamannya dan tahu bagaimana harus bersikap jika bencana itu terjadi," katanya.
Peta rawan bencana Kota Payakumbuh, menurut dia, juga dibutuhkan untuk melengkapi data yang diminta oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Saat ini Kota Payakumbuh memang telah terdata sebagai salah satu kota yang memiliki badan penanggulangan bencana dalam data base BNPB. Namun, masih ada sejumlah data yang belum kita lengkapi dan sedang kita siapkan diantaranya peta rawan bencana tersebut," terangnya.
Dia menambahkan, selain peta rawan bencana, pihaknya juga sedang menyiapkan data rencana penanggulangan bencana dan data kebutuhan peralatan penanggulangan bencana.
"Jika data tersebut telah kita lengkapi, kita memperoleh kesempatan untuk memperoleh bantuan dari BNPB," kata Yufnani.