Senin 27 Feb 2012 13:06 WIB

Patrialis dan Rokhmin Dahuri Dipanggil SBY, Ada Apa ?

Rep: Esthi Maharani/ Red: Hafidz Muftisany
SBY dan Patrialis Akbar
Foto: mantaplah
SBY dan Patrialis Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Dua mantan menteri dipanggil ke Istana Bogor pada Senin pagi (27/2). Mereka yakni Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Gotong Royong dan Patrialis Akbar, mantan Menteri Hukum dan Ham pada Kabinet Indonesia Bersatu II.

Rokhmin mengatakan ia datang ke Istana Bogor dalam kapasitasnya sebagai professor di IPB, praktisi nelayan, dan mantan menteri. “Beliau (Presiden SBY) memandang saya sebagai orang yang bertangan dingin, bisa memberdayakan ekonomi masyarakat. Beliau sangat konsen sekali dengan upaya peningkatan masyarakat dan penghapusan kemiskinan,” katanya saat ditemui, Senin (27/2).

Ia mengatakan pembicaraannya dengan Presiden SBY seputar upaya untuk menciptakan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di pedesaan. Yakni ekonomi yang berbasis pada sumber daya alam, hayati, kelautan perikanan, pertanian, dan kehutanan.

Pemanggilannnya ini tidak berkaitan dengan proyek tertentu yang diserahkan Presiden SBY kepadanya. Ia hanya menekankan adanya program yang dirancang. “Ini sifatnya bukan proyek tapi program, yakni program peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan perkebunan melalui pengembangan pedesaan,” katanya. Program tersebut, nantinya akan diuji coba di sekitar 10 provinsi. Yakni Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Timur, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Maluku Utara.

Sementara itu, saat Rokhmin hendak meninggalkan Istana Bogor, tampak mantan Menkumham, Patrialis Akbar yang baru tiba. Ia sempat berdialog ringan dengan Presiden SBY.

“Masih ingat jalannya ke sini (Istana Bogor) pak?” kata SBY

“Masih dong pak. Kita sudah lama tidak bertemu, Alhamdulillah kita bisa bersilaturahmi lagi. ,” kata Patrialis.

Setelah itu, Presiden SBY dan Patrialis Akbar melakukan pertemuan tertutup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement