Ahad 26 Feb 2012 22:40 WIB

Kadin: Kenaikan Harga BBM Pilihan Rasional

Petugas SPBU mengisikan BBM subsidi.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas SPBU mengisikan BBM subsidi.

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan pilihan rasional, meskipun dapat memberatkan masyarakat, kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah Istimewa Yogyakarta, Nur Achmad Affandi.

"Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk 'mengamankan anggaran, tetapi bagi kalangan usaha dan rumah tangga cukup memberatkan. Apalagi selama ini daya beli masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga berkurang," katanya di Yogyakarta, Ahad.

Menurut dia, sekitar 90 persen sektor usaha di DIY bergerak di bidang perdagangan yang karakter distribusinya dilakukan sendiri yang menggunakan BBM jenis premium. Kenaikan harga BBM otomatis akan menambah biaya usaha karena BBM menjadi komponen pokok usaha.

"Jika harga BBM naik, harga kebutuhan lain juga akan naik. Kondisi itu ditambah ulah spekulan yang memanfaatkannya dengan membeli barang dalam jumlah besar atau menimbunnya," katanya.

Ia mengatakan, hal itu perlu diwaspadai karena BBM merupakan kebutuhan pokok baik untuk industri maupun rumah tangga sehingga harus disediakan dalam jumlah cukup agar kenaikan harga BBM tidak dimanfaatkan spekulan.

"Kami berharap pasokan BBM mencukupi untuk menghindari spekulan," kata Nur.

Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) DIY, Johny Pramantya Sunu mengatakan, jika kenaikan harga BBM sudah menjadi kebijakan pemerintah, pihaknya akan melakukan penghematan pemakaian bahan bakar.

"Sebagai pengusaha transportasi yang jelas-jelas mengandalkan BBM, kami berusaha menekan kenaikan harga tersebut dengan melakukan efisiensi," kata Johny. Peneliti Ekonomi Muda Senior Bank Indonesia (BI) Yogyakarta, Djoko Raharto mengatakan, BI memprediksi kenaikan harga BBM akan meningkatkan laju inflasi dan efek domino lainnya.

"Seiring naiknya harga minyak dunia, pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi yang jelas akan mempengaruhi inflasi. Besarnya pengaruh itu tergantung pada seberapa besar kenaikannya," katanya.

Menurut dia, kenaikan harga BBM membawa dampak langsung maupun tidak langsung. Dampaknya antara lain akan menaikkan harga produk atau barang karena terjadi kenaikan produksi. "Pengaruh terbesar justru pada ekspektasi pasar, karena jika naik biasanya akan terjadi peningkatan pembelian. Selain itu, juga dikhawatirkan terjadi penimbunan BBM," kata Djoko.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement