REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Kenaikan biaya haji sepeerti bakal terjadi pada tahun 2012 ini. Sinyal itu setidaknya diungkapkan Menteri Agama Suryadharma Ali terkait tantangan penyelenggaraan ibadah haji pada 2012 sangat berat.
"Tanda-tanda kenaikan ongkos haji yang dimaksud ada tiga, di antaranya adalah berkaitan dengan pemondokan haji di Tanah Suci," kata Menag di Pekanbaru, akhir pekan lalu.
Untuk diketahui, kata menteri, di Tanah Suci Mekah terdapat sekitar 1.700 lebih pemondokan haji yang terletak di sekitar Masjidil Haram.
"Nah jika seluruh pemondokan ini dilakukan pembongkaran, maka pemondokan bagi para jemaah haji Indonesia bisa lebih mundur lagi. Dan kalau pun mau tetap pada jarak yang sama atau jarak yang lebih baik, maka biaya pemondokan akan jauh lebih mahal lagi," kata Suryadharma.
Tanda kedua terkait potensi kenaikan ongkos haji adalah kenaikan harga bahan bakar minyak, baik secara global maupun di Tanah Air. Untuk diketahui, demikian Menag, pada 2011 harga BBM itu masih berkisar antara 80 sampai 100 dolar AS per barel.
Sementara untuk 2012, katanya, posisi harga minyak sudah mencapai 190 dolar AS per barel dan hal demikian bisa menyebabkan ongkos haji naik. "Namun kita tidak pernah tahu, kapan kenaikan harga BBM dunia berimbas hingga ke dalam negeri. Bisa empat bulan mendatang bahkan bisa dalam waktu dekat ini," katanya.
Kenaikan harga BBM ini tidak hanya disebabkan krisis global, namun juga disebabkan konflik Iran dengan Eropa dan Amerika.
"Diketahui juga bahwa Iran mengancam akan menutup jalur perdagangan minyak dan bahkan embargo minyak dan seterusnya. Hal demikian bisa menyebabkan terus meningkatnya harga minyak dunia termasuk di Indonesia. Hingga akhirnya menyebabkan krisis ekonomi bahkan kenaikan ongkos haji," ujarnya.
Kemudian tanda-tanda ketiga, yakni nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terus-menurun. "Untuk diketahui, pada tahun 2011 nilai tukar rupiah mencapai Rp 8.300,- sampai dengan Rp 8.700,- per dolar AS. Namun sekarang sudah sampai di atas Rp 9.000,-. Kondisi demikian juga bisa menyebabkan ongkos haji meninggi," kata Menag.
Kendati demikian, Menag berharap masyarakat di Tanah Air tidak kaget dan tidak perlu mengkhawatirkan ketiga tanda-tanda yang diuraikan di atas. "Karena kami selaku pemerintah akan terus berusaha agar tidak terjadi kenaikan terhadap ongkos haji," ujarnya.
Selama dana optimalisasi dan dana abadi umat masih mencukupi, demikian Menag, ongkos haji akan disubsidi. "Nanti dengan dana abadi umat ini, kami akan menekan ongkos haji hingga tetap normal seperti biasanya," kata Suryadharma.