REPUBLIKA.CO.ID, CILILITAN - Jeritan hati sopir angkot tak bisa dihindari ketika harga bensin dinaikkan. Bagaimana tidak, BBM naik maka ongkos sewa pun akan ikut melonjak. "Tambah sepi saja, tambah susah cari duit," ucap Aris (40 tahun) ketika berbincang dengan republika dikawasan Cililitan, Jakarta Timur Jumat (24/2). Aris yang sehari-hari menarik angkot Mikrolet 06 trayek Kampung Melayu-Gandaria ini mengaku sewa saat ini semakin sepi. Jumlah penumpang yang naik angkot semakin sedikit tiap harinya.
Sopir yang sudah 10 tahun menarik angkot ini menjelaskan, saat ini angkot kalah saing dengan motor. Orang-orang lebih memilih naik motor daripada angkot karena biaya bensinnya yang murah. Dulu sebelum ada busway saja sudah susah dapat sewa karena bersaing dengan motor. Ditambah lagi saat ini, busway sudah beroperasi dimana-mana, jumlah penumpang makin sedikit.
Kesulitan juga dirasakan karena dia juga harus bersaing dengan angkot-angkot yang lain. Angkot trayek M06 saja jumlahnya sekitar ratusan unit, belum lagi harus bersaing dengan angkot jurusan lain yang melalui jalan yang sama dibeberapa daerah. Hal ini membuatnya harus garuk-garuk kepala untuk biaya sehari-hari.
Menurut Aris, ongkos naik karena BBM naik, dan setoran sopir angkot ke empunya angkot juga akan naik. Aris mengaku saat ini jumlah setoran per harinya mencapai 200 ribu rupiah. Bila penumpang ramai, dia bisa mengantongi uang sekitar 100 ribu rupiah per harinya. "Kalau sepi banget 20 ribu saja sudah untung," jawabnya.
Aris beharap, penumpang jangan menyalahkan angkot bila ongkos dinaikkan. Semua itu bukanlah kuasa sopir angkot menaikkan tarif. Dia juga menyesalkan pemerintah yang tidak mencari solusi untuk sopir-sopir angkot. Pasalnya, selain narik angkot, para sopir tidak punya keahlian lain.