Jumat 24 Feb 2012 15:47 WIB

Max: Anas Harus Klarifikasi Politik Uang di Kongres

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Heri Ruslan
Max Sopacua
Max Sopacua

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Ketua Partai Demokrat, Max Sopacua mendorong Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum untuk melakukan klarifikasi mengenai adanya aliran dana terkait pemenangan diri sebagai ketua umum partai di Kongres II di Bandung, Mei 2010.

''Itu salah satu kuncinya di situ. Karena selama ini dibicarain juga,'' katanya ketika dihubungi, Jumat (24/4).

Kabar mengenai adanya permainan uang di kongres II Partai Demokrat mencuat setelah mantan Ketua DPC Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Diana Maringka mengungkap ada 11 ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Partai Demokrat yang menerima uang dan ponsel Blackberry untuk memenangkan Anas.

Tim itu menerima dana dalam beberapa tahapan. Pertama sebesar Rp 30 juta, kedua 2.000 dolar AS, dan ketiga 5.000 dolar AS ditambah dengan satu Ponsel Blackberry jenis Gemini.

Kabar ini pun diperkuat oleh mantan ketua Tim Koordinator Pemenangan Anas Urbaningrum di Wilayah Sulawesi, Umar Arsal yang mengatakan, pemberian uang dan ponsel itu dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan kongres.

Max menjelaskan, Anas yang selama ini lebih memilih untuk diam harus memberikan penjelasan dan klarifikasi. Apalagi, beberapa kali mantan bendahara umum Partai Demokrat yang kini menjadi terdakwa kasusa wisma atlet, M Nazaruddin kerap menyebut nama Anas. ''Harus ada klarifikasinya betul atau tidak tuduhan itu.''

Hanya saja, Max mengaku tidak mendorong Komisi Pengawas Partai Demokrat agar Anas mau melakukan klarifikasi. Dorongan itu, lanjutnya, hanya sebatas personal. Pasalnya, kasus politik yang yang kini menjerat Partai Demokrat telah merebak. Sehingga, harus ada klarifikasi.

''Komwas sedang melakukan klarifikasi terhadap orang-orang yang ngomong soal money politic. Sekarang sedang dalam proses validisasi dari alat bukti. Karena, dugaan itu harus ada alat bukti,'' pungkas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement