REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menjajaki kerjasama dengan Malaysia, Pemerintah mulai melirik ekspor listrik ke Singapura. Batam yang akan membangun pembangkit listrik makro diproyeksikan untuk diekspor ke Singapura pada 2017.
Singapore's Energy Market Authority (EMA) membuka tawaran kontrak untuk memasok listrik ke negaranya. Tendernya akan dibuka pada 2013. Jika PLN Batam mengikuti tender tersebut, mereka akan bersaing dengan perusahaan pembangkit listrik Malaysia yang juga berniat menawar tender.
Hasil penilaian kelaikan awal PLN Batam menunjukkan Indonesia membutuhkan biaya sekitar 1,34 miliar dolar AS atau setara Rp 12 triliun untuk pembangunan listrik 1.000 mega watt (MW). Pasokan listrik Batam terus berkembang 12,1 persen per tahun. Apalagi, Batam mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga batubara (PLTU) Tanjung Kasam berkapasitas 2x55 MW pada pertengahan tahun ini.
Harga listrik di pasaran Batam berkisar Rp 1.000 per kilowatt hour (KWh). Jika memenangkan tender Singapura, Indonesia akan untung besar. Sebab, standar listrik di sana Rp 1.500 per KWh.