REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA---Para peserta Keluarga Berencana (KB) masih didominasi oleh kaum perempuan. Para pria sendiri dinilai masih setengah hatiuntuk ber-KB. ''Partisipasi pria untuk ber-KB masih rendah.Persentase pemakaian kondom dan sterilisasi masih sangat rendah, untuk kondom hanya mencapai 1,3 persen, sedangkan vasektomi belum masih di bawah dua persen sejak 1991,'' ujar peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, Issac Tri Oktaviatie Ratnaningsih, dalam sebuah diskusi di UGM, Jumat (24/2).
Dari hasil penelitiannya tentang dimensi sosial kultural dalam pemilihan metode kontrasepsi pria di Indonesia, selama ini alkon (alat kontrasepsi) selalu dikaitkan dengan tanggung jawab perempuan. Hal ini dibuktikan tidak hanya mengenai variasi pilihan alkon, melainkan juga frekuensi pemakaian alkon didominasi perempuan. Sejak awal pencapaian program KB di Indonesia lebih difokuskan pada pencapaian target akseptor perempuan, sehingga citra KB lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai urusan perempuan daripada tanggung jawab pasangan suami istri.
Selain itu, adanya penanganan yang salah atau mitos bahwa vasektomi diartikan sebagai pengebirian dengan pemotongan alat kelamin pria sehingga dikhawatirkan pria tidak perkasa dan memungkinkan laki-laki berselingkuh, penggunaan kondom kurang praktis menjadikan faktor penghambat partisipasi pria dalam ber-KB.
Sedangkan Anung Trihadi dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY mengakui keterlibatan pria dalam ber-KB masih kurang. Karena selama ini informasi ber-KB hanya diperoleh istri. Ajakan ber-KB seperti yang ada di baleho-baleho, tidak pernah mengajak laki-laki ber-KB.