Kamis 23 Feb 2012 17:02 WIB

Mendesak, Kebutuhan Penerjemah Kenegaraan Semua Bahasa

Rep: Esthi Maharani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Interpreter (Ilustrasi)
Interpreter (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan Indonesia kebutuhan penerjemah semua bahasa sangatlah mendesak. Ia pun meminta agar Kementerian Luar Negeri bisa bersinergi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk mempercepat pendidikan dan penyiapan penerjemah untuk semua bahasa.

"Kita membutuhkan penerjemah yang menguasai segala bahasa, perlu percepatan pendidikan dan pelatihan penerjemah,” katanya di Kementerian Luar Negeri, Kamis (23/2).

Menurut dia, akan sangat bahaya jika penerjemah yang ada tidak cukup cakap untuk melakukan tugasnya. Pasalnya, penerjemah diharuskan mengartikan kata per kata yang diucapkan oleh kepala negara. Jangan sampai, mereka justru salah menangkap dan mengartikan hal yang disampaikan.

“Interpreter itu di bawah sumpah. Itu tidak bisa sembarangan dan harus menterjemahkan secara tepat. Itu bisa misinterpretasi dan menjadi skandal diplomasi. Salah-salah, malah bisa memicu perang,” katanya.

Presiden mengatakan bahwa kurangnya ketersediaan penerjemah asal Indonesia membuat seringkali dalam kunjungan kenegaraan, Kepala Negara harus menggunakan penerjemah yang berasal dari negara bersangkutan. Menurut Presiden hal itu bukanlah suatu pilihan yang bijak. Idealnya, justru kepala negara membawa penerjemah dari negaranya sendiri seperti yang dilakukan para kepala negara lain.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement