REPUBLIKA.CO.ID, Alih-alih maju menjadi capres di 2014, Jusuf Kalla (JK) dinilai lebih baik menempatkan diri sebagai negarawan. Penilaian itu diungkapkan Ketua Dewan Pelaksana Balitbang DPP Partai Golkar, Indra J Piliang memandang, Meskipun ia mengatakan, kalau pencalonan itu bisa saja terjadi.
‘’Sedikit sekali negarwawn yang aktif di masyarakat dan bisa marah ke tokoh lain. Mulai dari presiden sampai ke DPR. Justru posisi itu jauh lebih tinggi dari jabatan seorang presiden," ujarnya saat dihubungi Rabu (22/2). "Menurut saya selayaknya JK lebih menempatkan diri sebagai negarawan,’’
Apalagi, lanjutnya, dari sisi elektabilitas, JK menurun jauh dari hasil pemilihan presiden 2009. Berdasar survey CSIS, elektabilitas JK menempati posisi ketiga dengan perolehan 5,6 persen, jauh dari hasil suaranya di 2009 yang mencapai 13 persen. ‘’Memang, dari sisi keterkenalan, JK jauh lebih besar dari Ical (Aburizal Bakrie-red). Keterkenalan JK masih 85 persen, sedangkan Ical masih 61 persen,’’ ujarnya.
Karena itu, ia melihat Ical lebih memiliki energi potensial untuk maju. Apalagi, saat ini ia menempati posisi pimpinan struktural partai. Ini belajar dari pengalaman JK yang maju menjadi capres ketika menjabat sebagai ketua umum partai. ‘’Itu yang kemungkinan besar akan berkembang di Golkar, ketua umum maju jadi capres.