Rabu 22 Feb 2012 17:13 WIB

Ekonomi Global Suram, Penanggulangan Kemiskinan Harus Tetap Jalan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: Antara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengharapkan upaya pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan melalui sejumlah program pemerintah dapat terus berjalan meski situasi perekonomian global tidak menguntungkan.

SBY saat membuka Sidang Kabinet di Kantor Presiden di Jakarta mengatakan, upaya penanggulangan kemiskinan harus terus berlangsung agar kesejahteraan masyarakat bisa terwujud.

"Agenda hari ini penting, upaya mempercepat dan mengurangi kemiskinan di negeri kita bukan hanya saat krisis tapi terus dilakukan. Meski (angka kemiskinan-red) menurun setiap tahun, kita belum puas. dari kehidupan yang belum layak menjadi layak," kata SBY, Rabu (22/2) sore.

Presiden menjelaskan kondisi perekonomian global belum menunjukkan arah yang postif, terlebih ketika krisis di zone Euro belum selesai, ancaman terhadap ekonomi dunia bertambah dengan krisis yang berlangsung di Teluk Hormuz.

"Dua bulan terakhir ini perkembangan perekonomian global tetap hadirkan kerawanan dan ketidakpastian dan dampak yang mulai dirasakan bangsa sedunia. Sementara krisis ekonomi di euro zone belum diatasi sepenuhnya, muncul sengketa atau benturan kepentingan antarnegara tertentu misal AS, Eropa dan Iran di wilayah itu, dengan berbagai sanksi embargo, dan lainnya, maka (harga-red) crude oil naik cepat ini memberikan dampak luar biasa pada banyak negara dan lagi-lagi indonesia yang sedang membangun dengan kebijakan yang baik harus terpukul dengan apa yang terjadi di tingkat dunia terkait peningkatan harga minyak mentah," paparnya.

Meski perlunya pembahasan APBN perubahan karena berubahnya sejumlah asumsi pada APBN 2012 akibat perkembangan situasi ekonomi dunia, pengetatan anggaran harus dilakukan oleh kementerian dan juga lembaga negara nonkementerian untuk menyesuaikan kondisi yang terjadi saat ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement