REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH---Delegasi Thailand mempelajari proses terjadinya perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah RI yang memungkinkan diterapkan untuk mengakhiri masalah separatisme di negara mereka. "Kami ingin mempelajari bagaimana upaya damai bisa ditempuh di Aceh, sehingga memungkinan untuk diterapkan menyelesaikan konflik bersenjata di beberapa wilayah di negara kami," kata Ketua Tim Delegasi Thailand Narong Vongsumitr.
Hal itu disampaikan setelah pertemuan dengan anggota legislatif (DPRA) dengan delegasi Thailand program King Prajadhipok's Institute (KPI)-Thailand Parliament, terkait dengan proses perdamaian di Aceh."Kami tertarik dengan proses perdamaian di Aceh, meski awalnya konflik di Aceh itu sama dengan yang terjadi di beberapa wilayah di negara kami. Konflik di Aceh masa lalu itu sebenarnya lebih kuat dibandingkan di Thailand Selatan, tetapi bisa diselesaikan dengan damai," katanya.
Kalau mungkin nanti di Thailand Selatan juga bisa diterapkan otonomi seperti di Aceh sebagai solusi mengakhiri konflik bersenjata, kata Narong.
Tetapi, kata dia menambahkan, kendala yang dihadapi dalam upaya menyelesaikan konflik bersenjata di Thailand Selatan itu adalah tidak diketahuinya sosok pemimpin separatis yang memungkinkan untuk diajak berkomunikasi. "Jadi masukan yang kami peroleh dari Aceh itu nantinya akan disampaikan kepada pemerintah Thailand, sehingga masalah konflik di Thailand Selatan bisa segera selesai, seperti yang pernah terjadi di Aceh," katanya.