Rabu 22 Feb 2012 02:17 WIB

Akar Persoalan TKI Ada di Dalam Negeri

TKI, ilustrasi
Foto: Antara
TKI, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat, Netty Prasetiyani Heryawan mengatakan permasalahan TKI selama ini sebagian besar berasal dari dalam negeri. Dia mencontohkan, banyak calon TKI akhirnya tertarik bekerja di luar negeri setelah diiming-imingi para agen penyalur TKI. 

“Ada beberapa modus yang sering dilakukan antara lain mengiming-imingi kehidupan yang baik sampai rela memberi pinjaman kepada keluarga dan bahkan tidak jarang mereka melakukan pemalsuan identitas demi mengejar iming-iming tersebut," ujar Netty dalam rilis yang diterima republika, Selasa (21/2).

Dia menambahkan, penyebab lain seperti rendahnya kapasitas TKI diantaranya kemampuan bahasa, penguasaan budaya negara tujuan, serta minimnya keterampilan dalam melakukan pekerjaan. 

Netty mengatakan hal tersebut kepada wartawan ketika mengunjungi sejumlah TKI bermasalah di Singapura, Rabu (15/2) lalu. Bersama Union Migran (Unimig) Indonesia, Netty menyaksikan secara langsung proses persidangan di Supreme Court Singapura terhadap TKI, Fitria Depsi Wahyuni (19) yang terancam hukuman gantung karena dituduh membunuh majikannya. 

“Saya ingin menyaksikan secara langsung bagaimana proses persidangan terhadap TKI di luar negeri dan tentunya saya juga ingin memberikan dukungan moral kepada Fitria dan keluarga”, ujar Netty.

Selain melihat langsung proses persidangan di Singapura, Netty juga berkonsultasi dengan pengacara Nurhayati - TKI asal Indramayu Jawa Barat yang terancam hukuman gantung di Singapura - Mr Muzammil  seputar perjalanan kasus Nurhayati. 

"Saya bertemu dengan Mr Muzammil yang menangani kasus Fitria dan Nurhayati. Saya menanyakan beberapa hal terkait proses hukum Nurhayati dan meminta agar pengacara Nurhayati dapat memberikan bantuan hukum yang maksimal untuk membebaskan Nurhayati dari hukuman gantung,” jelas Istri Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan tersebut.

Rombongan istri gubernur Jawa Barat tersebut juga menemui TKI bermasalah yang ada di tampung KBRI Singapura. 

Jumlah TKI yang bekerja di Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) di Singapura ada sekitar 120.000 orang serta menurut catatan KBRI ada sekitar 2500 kasus TKI bermasalah setiap tahunnya di Singapura. 

Keseriusan Netty terhadap permasalahan TKI sudah diperlihatkan dari beberapa aksi perjalanan beliau menjemput langsung TKI bermasalah di Kuching Malaysia dan dilanjutkan dengan membuka pintu komunikasi dangan Menakertrans dan Kepala BNP2TKI. Netty juga melakukan upaya penjajakan kerjasama konstruktif dengan KBRI Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement