REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Di tengah maraknya wacana pembubaran ormas Front Pembela Islam (FPI), puluhan anggota dari Gerakan Reformis Islam (Garis) menggelar aksi unjuk rasa menolak pembubaran ormas FPI, di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro Nomor 22 Kota Bandung, Jumat (17/2).
"FPI sudah membantu waktu adanya bencana tsunami di Aceh, melakukan bakti sosial. Biadab mana FPI sama mereka yang memberikan izin dan melegalkan minuman keras atau diskotek," kata Ketua Umum DPP GARIS, Chep Hermawan, disela-sela aksinya.
Chep mengatakan, wacana pembubaran FPI saat ini adalah sebuah opini sesat yang dibuat oleh kaum liberal di Indonesia.
"Pembunuhan opini ini adalah pembunuhan karakter yang bertujuan untuk mendeskriditkan serta menyudutkan umat Islam dalam konteks 'war on teror' terhadap Islam, yang dikampanyekan Amerika Serikat," kata Chep.
Dalam aksi tersebut, salah seorang massa yang berorasi mengakui bahwa FPI melakukan kekerasan namun massa meminta agar masyarakat melihat maksud dari FPI melakukan aksi kekerasan tersebut karena hal itu dilakukan untuk menegakkan syariat Islam.
"Memang sering melakukan kekerasan dalam setiap aksi, tapi aksi kekerasan itu dilakukan untuk menegakkan syariat Islam," kata salah seorang massa saat berorasi.
Oleh karena itu, massa mengutuk keras dan mengecam keras tindakan gerombolan yang mengatasnamakan suku Dayak yang telah mengepung pesawat dan mengacung-acungkan senjata untuk membunuh empat pimpinan FPI.
"Selain itu, kami juga meminta Kapolri agar segera mengusut tuntas insiden di Bandara Cilik Riwut Kalimantan Tengah," kata Chep.
Meskipun diguyur hujan deras dan suara gemuruh geledek, massa dari Garis tetap melakukan aksi unjuk rasanya.