Jumat 17 Feb 2012 02:04 WIB

Bunga Bangkai Mekar, Turis Asing Terkagum-kagum

Bunga bangkai
Foto: botanicalgarden.berkeley.edu
Bunga bangkai

REPUBLIKA.CO.ID, KEPAHIANG---Dua wisatawan asing asal Jepang dan Italia, mengunjungi lokasi bunga bangkai (Amorphophallus titanum) yang mulai mekar di lokasi penangkaran milik warga Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. "Ada dua wisatawan asing yang mengunjungi bunga bangkai yang kami tanam di kebun ini, seorang warga Jepang sedangkan seorang lagi warga Italia," kata Holidin, pemilik lokasi penangkaran bunga bangkai tersebut.

Kedua turis tersebut, kata dia, sebenarnya ingin menyaksikan bunga Rafflesia mekar, namun karena belum ada bunga yang mekar di dalam Hutan Lindung Bukit Daun, maka mereka singgah di lokasi penangkaran bunga bangkai yang memang sudah dibuka untuk umum.

Bunga bangkai jenis titanum yang belum mekar sempurna kata dia sudah bisa dinikmati pengunjung yang ingin menyaksikan keunikan bunga raksasa tersebut.

Holidin memperkirakan bunga langka itu akan mekar sempurna dalam empat hari ke depan, sehingga masyarakat yang ingin menyaksikan keunikan bunga tersebut dapat mengunjungi lokasi penangkaran.

Wisatawan asal Kyoto, Jepang, Yukihiro Fujime mengatakan, baru pertama kali melihat bunga bangkai yang banyak hidup di Pulau Sumatra dan tempat lainnya di Indonesia. "Saya baru pertama kali ke Indonesia, dan sebenarnya ingin melihat bunga Rafflesia, tapi belum ada yang mekar. Melihat habitatnya saja sudah cukup, tapi dapat bonus juga bunga bangkai," kata profesor dari Kyoto Prefectural University itu.

Ia juga mengapresiasi upaya Holidin dan saudaranya yang melakukan penangkaran terhadap bunga langka itu secara swadaya dan berharap ada dukungan pemerintah setempat.

Holidin mengatakan sejak 1998 sudah ratusan umbi yang ditanam di lahan penangkaran seluas dua hektare tersebut. Tidak hanya jenis titanum, tapi tiga jenis lainnya juga dibudidayakan di lokasi tersebut yakni jenis gigas, variabilis dan paeoniifolius.

Ia mengatakan bunga bangkai atau nama lokal disebut bunga kibut, memiliki umbi dapat menjadi makanan bagi babi hutan.

Tanpa pemagaran kawasan dan tempat bunga kibut, akan menyebabkan kerusakan atau pun kematian bagi bunga yang mengagumkan ini. "Banyak tantangannya, terutama kematian atau umbi dimakan babi hutan, karena lokasi ini berbatasan langsung dengan Hutan Lindung Bukit Daun," tambahnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement