REPUBLIKA.CO.ID, Sebelum terpilih menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tak banyak orang tahu siapa Abraham Samad. Tak heran kalau kemudian banyak yang memandang sebelah mata atas kemampuan, keberanian, dan keseriusannya dalam membongkar kejahatan korupsi di negara ini. Bahkan, ada kecurigaan Abraham Samad tak lebih dari boneka partai politik.
Tapi, dalam dua bulan saja, KPK yang diketuai Abraham Samad membuat kejutan. Sejumlah nama yang dianggap tak tersentuh hukum, seperti Miranda Gultom, Angelina Sondakh, Wa Ode Nurhayati, dijadikan tersangka oleh KPK.
Berikut petikan wawancara khusus wartawan Republika Muhammad Hafil dengan sosok Ketua KPK Abraham Samad.
Anda sudah dua bulan memimpin KPK, bagaiman perasaan Anda?
Ketika saya terpilih, perasaan sangat gembira karena diberi kesempatan oleh segenap rakyat Indonesia untuk mengemban amanah yang sangat luhur, yaitu menegakkan hukum dan keadilan. Sangat berbahagia dan bangga diberikan amanah memberantas korupsi, yang menurut saya amanah ini betul-betul harus dilaksana kan dengan baik. Menjalankan tugas di KPK, menegakkan hukum memberantas korupsi tanpa pandang bulu adalah ibadah.
Sejauh ini sudah merasa nyaman atau feels like home,merasa KPK sebagai rumah Anda sendiri?
Jujur saya akui ada gejolak di hati sa ya. Perasaan ini adalah perasaan subjektif. Saya sepertinya berjuang seorang diri.
Mengapa?
Ini perasaan subjektif, bisa benar bisa salah. Saya merasa yang paling sulit ada lah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Kedua, kita tidak tahu persis di lingkungan baru itu apakah semua orang mengapresiasi atau mendukung penuh upaya-upaya kita dalam membe ran tas korupsi tanpa pandang bulu.
Artinya, apakah benar soal adanya isu perpecahan di antara pimpinan?
Gak ada. Perpecahan itu tidak ada. Perbedaan pendapat itu hal yang wajar. Maksud saya itu perasaan subjektif saya. Kadang saya melamun dalam diri saya. Saya bertanya-tanya pada diri saya, kadang saya harus berjalan seorang diri. Itu kegelisahan. Akhirnya, saya ambil kesimpulan begini, biarkanlah sejarah akan membuktikan. Siapa orang-orang yang benar-benar tulus dan ikhlas berjuang memberantas korupsi. Dan, biarkan sejarah membuktikan siapa yang pengecut dan pemberani.
Anda terlihat kuat dan percaya diri?
Dalam melakukan tindakan dan pekerjaan, saya selalu berkeyakinan bahwa tindakan atau keputusan yang saya ambil itu adalah keputusan bernilai ibadah dan bermanfaat untuk kebaikan bangsa. Sehingga, itulah yang membuat saya percaya diri.