Senin 13 Feb 2012 20:47 WIB

SBY Akui Adanya Pertemuan dengan Nazaruddin di Cikeas

Presiden RI sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Presiden RI sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui adanya pertemuan antara dirinya dan terdakwa kasus korupsi Wisma Atlet M Nazaruddin sebelum mantan bendahara umum Partai Demokrat itu melarikan diri ke Singapura.

Dalam silaturahim dengan wartawan di Istana Negara, Jakarta, Senin malam, Presiden mengatakan pertemuan di kediaman pribadinya Puri Cikeas Indah pada 23 Mei 2011 itu adalah forum dewan kehormatan Partai Demokrat untuk menyidangkan Nazaruddin.

"Jadi pertemuan dalam sidang dewan kehormatan, semua masih ingat apa yang dibicarakan, tidak bicara apa pun kecuali kita tanya apa yang terjadi," ujarnya. Presiden menjelaskan dewan kehormatan Partai Demokrat telah mengkaji tuduhan korupsi yang dilayangkan kepada Nazaruddin dan berpendapat bahwa memang terdapat indikasi kuat bahwa Nazaruddin terlibat dalam kasus tersebut.

"Intinya karena sudah dikaji dan dipelajari bahwa kuat yang bersangkutan terlibat masalah hukum. Sebenarnya kita persilakan untuk mundur dari posisinya sebagai pengurus Partai Demokrat," ujarnya.

Berdasarkan laporan dari Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, lanjut Presiden, Nazaruddin tidak harus diberhentikan karena siap untuk mundur dari jabatannya sebagai bendahara umum.

Dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan kehormatan Partai Demokrat, Yudhoyono kemudian bertemu dengan Nazaruddin yang ternyata dalam pertemuan itu tidak mengakui perbuatannya dan malah berbicara simpang siur.

"Saya melihat seperti itu dengan apa yang disampaikan kepada saya sebelumnya, boleh ketemu saya tapi dalam hubungan sebagai ketua dewan kehormatan. Saya didampingi dewan kehormatan lengkap dan memang saya memanggil yang bersangkutan, tapi di situ berbeda dengan yang disampaikan oleh ketua umum. Yang bersangkutan bicara kurang jelas ke kiri-kanan," tuturnya.

Yudhoyono mengaku dalam pertemuan pada 23 Mei 2011 itu dirinya marah karena sikap Nazaruddin tidak sesuai dengan yang dilaporkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat. Menurut dia, pertemuan tersebut tidak berlangsung lama dan Dewan Kehormatan Partai Demokrat segera memberhentikan Nazaruddin dari jabatannya sebagai bendahara umum Partai Demokrat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement