REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perbedaan dan keberagaman telah menguji masyarakat Indonesia, selama 13 tahun paska Reformasi, ujian terberat membuat Indonesia. "Indonesia negeri Mukjizat dengan lebih dari 17 ribu pulau, ratusan suku bangsa dan bahasa, dan kita bisa tetap bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republika Indonesia," ujar Ketua DPD RI, Irman Gusman, saat peluncuran otobiografi dan buku karangannya 'Jiwa yang Merajut Nusantara' di Hotel Sahid Jakarta, Sabtu (11/2).
Setelah 13 tahun agenda Reformasi, Jelas Irman, seringkali demokrasi Indonesia terjebak pada hal-hal yang prosedural. Dan ini telah merugikan perjuangan masyarakat Indonesia selama Reformasi, yang merindukan demokrasi yang substansial. Mengedepankan keadilan dan kesejahteraan yang merata tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar golongan. "Untuk mewujudkan demokrasi yang substansial tersebut kesungguhan dan keseriusan bersama tingkatkan sinergi mengatasi masalah bangsa," tegas Irman.
Dalam buku karangannya tersebut, Irman juga mengungkapkan, bahwa perubahan bangsa menuju perbaikan adalah jerih payah tanpa kenal lelah. Untuk mencapai kesempurnaan tidak ada kata putus asa, dan itu pula lah yang menjadikan Indonesia terus berdiri kokoh hingga sekarang. Yaitu, karena masyarakat Indonesia yang beraneka ragam ini memiliki niat yang tulus terus bersama berusaha menuju perbaikan tanpa mengenal putus asa. "Inilah negeri mukjizat dengan perbedaan tapi menjadikan berkah bersama untuk bangsa Indonesia," jelasnya.
Wakil Presiden Boediono turut hadir dalam peluncuran buku dan otobiografi Irman Gusman tersebut. Boediono dalam sambutannya menilai Irman adalah sosok cerdas baik dalam berbisnis maupun politik. "Peran DPD dalam menjaga pilar demokrasi untuk memperjuangkan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat tetap dijaga oleh seorang Irman Gusman," ungkap Boediono.