REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla berharap, kegiatan donor darah hendaknya dapat dijadikan sebagai gaya hidup, karena itu ia mengajak masyarakat untuk lebih menggiatkan donor darah.
"Kami ingin menjadikan donor darah itu sebagai gaya hidup. Kalau ini sudah menjadi gaya hidup tentunya ke depan kita tidak akan kekurangan darah lagi," katanya di Medan, Jumat (10/2), usai menyaksikan penandatanganan kerja sama PMI Sumut dengan Pemprov Sumut, Korpri Sumut, Kodam I BB, Polda Sumut, Kosekhanudnas III dalam donor darah.
Ia mengatakan, dulu Sumut termasuk salah satu daerah yang pendonor darahnya sedikit, bahkan untuk memenuhi kebutuhan darah harus dipasok dari daerah lain. Namun secara perlahan, hal itu dapat ditekan seiring semakin meningkatnya masyarakat yang melakukan donor darah.
"Apalagi dengan adanya kerja sama antara PMI Sumut dengan Pemprov Sumut, Korpri Sumut, Kodam I BB, Polda Sumut, dan Kosekhanudnas III. Tentunya dengan kerja sama ini, tidak terjadi lagi kekurangan darah di Sumut. Sekarang ini bergantung kepada kesiapan relawan PMI Sumut menjawab tantangan ini," katanya.
Ia mengatakan, berbagai upaya dilakukan agar minat masyarakat untuk melakukan donor darah semakin meningkat. Salah satunya adalah dengan memunculkan ide agar orang tua yang anak wanitanya dilamar, untuk mempersyaratkan kepada calon menantunya menunjukkan kartu donor darah.
Namun dengan catatan minimal harus sudah dua kali donor, karena kalau sudah dua kali donor baru benar-benar terjamin darahnya bersih dan terhindar dari berbagai penyakit maupun penggunaan narkoba.
"Dengan donor darah kita bisa mendeteksi berbagai penyakit seperti mengurangi hypertensi, penyakit jantung, stroke dan kolesterol. Orang tua tentunya tidak ingin memiliki menantu yang penyakitan. Dengan kartu donor itu orang tua bisa tahu kesehatan calon menantunya," katanya.
Ketua PMI Sumut Rahmat Shah berharap kerja sama tersebut dapat berjalan dengan baik. Ia juga mengharapkan dukungan dari semua pihak agar PMI Sumut dapat bekerja secara maksimal dalam menjalankan misi kemanusiaan tersebut.
"Donor darah bukan untuk PMI karena PMI hanya menjadi pelaksana. Darah yang didonorkan bisa digunakan oleh saudara-saudara kita yang membutuhkan," katanya.
Sementara itu Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F Paulus dalam kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya siap membantu program-program PMI dalam memenuhi kebutuhan darah, salah satunya adalah dengan donor darah dari para prajurit.
"Donor darah bisa menjadi kredit poin bagi prajurit untuk naik pangkat. Dengan donor prajurit akan semakin sehat karena sirkulasi darahnya semakin lancar," katanya.
Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho pada kesempatan itu mengatakan, sedikitnya ada 12.300 PNS di jajaran Pemprov Sumut. Jumlah itu merupakan potensi yang sangat besar untuk ketersediaan darah di daerah itu.
"Ini kerja sama yang sangat baik dan semoga ini dapat jadi program rutin sehingga bisa mewujudkan misi kita yakni rakyat tidak sakit," katanya.