REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Seorang penumpang maskapai Lion Air JT 366/786 dari Surabaya tujuan Tarakan, Kalimantan Timur, meninggal dunia di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kaltim, pukul 18.15 Wita.
Eko Prayitno (58), meninggal saat menunggu panggilan boarding atau masuk kembali ke pesawat di Terminal B Bandara Sepinggan. Pesawat JT 366/786 sedang transit di Balikpapan setelah berangkat dari Surabaya pukul 14.45 WIB, menuju Tarakan.
Sebelumnya, menurut penuturan Airport Duty Manager Yadi, Eko Prayitno sempat terlihat pucat, sehingga kemudian dibawa ke klinik bandara. "Kami sempat membawa almarhun ke Klinik Bandara, namun nyawanya tidak tertolong sehingga setelah itu langsung kami antar ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo," tutur Kasiadi, Manajer Operasional PT Angkasa Pura I yang mengelola Bandara Sepinggan Balikpapan.
Di RSUD jenazah divisum dan disiapkan guna dibawa ke Tarakan Jumat (10/2). Eko Prayitno beralamat di Slumit RT 006, Tarakan Tengah, Tarakan. Ia menumpang Lion Air ditemani kerabatnya, Yoyok Kurniantoro (48) dan anaknya Tri Bayu (26).
Yoyok beralamat di Jalan Bromo, Kepanjen, Malang, dan Bayu di Tarakan, Jalan Aki Balak RT 02. Menurut Kasiadi dan juga dikuatkan Kapolsek Bandara AKP Kifli S Sufu, berdasarkan keterangan kerabat dan anak mendiang, Eko memang sedang sakit, yaitu mengidap malaria dan sedang dalam kekurangan nutrisi.
Ia bisa ikut menumpang pesawat setelah mendapat surat keterangan sakit dan izin dari dokter di Bandara Juanda, Surabaya. Bagi Lion Air, peristiwa meninggalnya penumpang adalah kejadian kedua yang terjadi di Bandara Sepinggan, Balikpapan.
Pada 10 Januari 2012 silam, atau tepat sebulan yang lalu Abdul Mutolib (73), penumpang Lion Air JT 363 tujuan Surabaya, meninggal di dalam pesawat. Mutolib meninggal sesaat sebelum pesawat lepas landas, sehingga pilot terpaksa menunda keberangkatan hingga 45 menit untuk mengurus jenazahnya. Mutolib, warga Bumur Munjungan, Trenggalek, JawaTimur, itu meninggal karena asma yang dideritanya.