REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elite Partai Demokrat seringkali mengumbar kabar polemik internalnya sendiri. Hal ini jelas terlihat belakangan ini dalam kasus-kasus korupsi yang melibatkan sejumlah kader Demokrat. Karena itu, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarok, mengimbau para elite Demokrat agar tidak mengumbar polemik internalnya dan saling menyudutkan ke publik.
Menurutnya, dengan mengumbar polemik internal partai, justru akan menurunkan popularitas dan elektabilitas partai. "Agar popularitas dan elektabilitas Partai Demokrat yang sudah turun tidak terus menurun, hendaknya para elite Partai Demokrat bisa saling menahan diri, tidak saling menyerang dan menyudutkan di ruang publik," kata Zaki di Jakarta, kemarin.
Menurut dosen ilmu politik UIN Jakarta itu, pernyataan yang saling menyudutkan di antara elite Partai Demokrat turut memperkeruh suasana dan membuat kepercayaan publik terhadap partai itu semakin menurun.
Hasil survey dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dipublikasikan, Ahad (5/2), menyimpulkan bahwa dukungan masyarakat terhadap Partai Demokrat terus menurun sejak Januari 2010. Dari hasil survei LSI itu, Partai Demokrat hanya berada di posisi ketiga (13,7 persen) setelah Partai Golkar (18,9 persen), dan PDI Perjuangan (14,2 persen).