REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Partai Gerindra memundurkan penetapan Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden (capres). Alasannya, ini merupakan permintaan langsung dari dewan pembina partai berlambang kepala burung garuda tersebut. "Kita akan menunggu momentum yang tepat," kata Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, di gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/2).
Dengan adanya pengunduran waktu tersebut, lanjutnya, partai akan melakukan komunikasi dengan partai lainnya untuk mewujudkan rencana membangun koalisi besar. Selain itu, waktu tersebut bisa dimanfaatkan untuk untuk mencari sosok wakil presiden (cawapres) yang dianggap bisa menjadi faktor pemenangan.
"Kalaupun kita akan deklarasikan capres pada saatnya nanti bukan karena imbauan presiden. Kita punya hitungan-hitungan politik sendiri. Saya baru tahu ada imbauan presiden soal itu," jelas anggota Komisi I DPR tersebut.
Untuk cawapres, ujar dia, ada tujuh nama yang tengah dijajaki untuk mendampingi Prabowo. Antara lain, Puan Maharani. Alasannya, PDI Perjuangan merupakan partai yang memiliki kesejarahan dan pandangan yang hampir sama dengan Partai Gerindra mengenai bangsa dan negara.
Selain Puan, Muzani juga menyebut nama Mahfud MD, Jimmly Assidiqqie, Khofifah Indar Parawansa, Din Syamsuddin, Dahlan Iskan, dan juga Sri Mulyani Indrawati (SMI).