REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta untuk melakukan dua hal untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas beras yang terus merangkak naik dan dinilai memberatkan masyarakat miskin di Tanah Air. "Sampai hari ini kenaikan harga beras dibandingkan akhir tahun lalu terus merangkak naik," kata pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori, ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu (1/2).
Menurut Khudori, kenaikan harga beras medium telah meningkat yaitu dari di bawah Rp 7.000 per kilogram pada akhir tahun 2011 hingga menjadi sekitar Rp 8.000 per kilogram pada awal tahun 2012 ini.Meski kenaikan harga ini dapat disebut sebagai siklus tahunan, tetapi bila kenaikan harga terus merambat naik maka hal tersebut seharusnya segera diantisipasi oleh pemerintah.
Ia memaparkan, langkah pertama yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah segera mempercepat operasi pasar ke berbagai daerah yang menurut pendataan memiliki tingkat kenaikan harga beras yang tinggi dibandingkan dengan berbagai daerah lainnya. Seharusnya, kata dia, operasi pasar dilakukan di berbagai daerah yang dikenal sebagai sentra atau kantong-kantong kemiskinan.
Sedangkan langkah kedua dalam mengantisipasi kenaikan harga beras adalah pemerintah harus segera menyalurkan beras miskin (raskin). Hal tersebut, lanjutnya, adalah karena bagi masyarakat miskin, maka sekitar 60 - 70 persen pendapatan mereka rata-rata dihabiskan untuk kebutuhan bahan pangan.
Sebagaimana diberitakan, Badan Pusat Statisitik mencatat laju inflasi pada Januari 2012 mencapai 0,76 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga beras.