Kamis 02 Feb 2012 03:20 WIB

TKI Muryono Meninggal di Arab, Keluarga Tidak Dikabari

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Didi Purwadi
Pemulangan jenasah TKI yang meninggal dunia di luar negeri (ilustrasi).
Foto: Antara/Masuki M Astro
Pemulangan jenasah TKI yang meninggal dunia di luar negeri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Keluarga almarhum Muryono (46) di Desa Kaleng Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, bagai disambar petir di siang bolong. Hal ini lantaran seorang kenalan menyampaikan kabar duka bahwa Muryono yang bekerja sebagai TKI di Riyadh, Arab Saudi, meninggal dunia sekitar tiga hari setelah menelepon istri dan anaknya.

''Darwis yang pertama kali memberi kabar tersebut. Dia mengaku mendapat kabar duka tersebut dari keluarganya, Trewuh dan Sutrisno, yang juga bekerja di Arab Saudi sebagai TKI,'' kata Faizal Murdani (27), anak sulung Muryono, Rabu (1/2).

Darwis yang merupakan warga Krandegan, Kabupaten Kebumen, itu mengabari kabar meninggalnya Muryono pada 16 Januari lalu. Keluarga Muryono sangat terkejut mendengar berita duka tersebut. Karena tiga hari sebelum mendapat kabar itu, Muryono sempat menelepon istrinya.

Kepada ibu, bapak mengaku dalam kondisi sehat dan baik-baik saja,'' kata Faizal. ''Bapak juga sempat menanyakan kondisi keluarga di Tanah Air yang juga dalam kondisi baik-baik saja.''

Tidak Dikabari

Karena itu, keluarga Muryono sempat tidak percaya ketika mendapat kabar duka tersebut. Apalagi, informasi tersebut tidak datang dari instansi resmi pemerintah maupun Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang memberangkatkan Muryono.

Untuk memastikan kabar tersebut, keluarga akhirnya mendatangi kantor PJTKI di Jakarta, PT Karyananda Adipertiwi, yang memberangkatkan Muryono. Namun, pihak perusahaan saat itu juga sama sekali belum mendapat informasi kematian Muryono.

Setelah ditanyakan ke Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, keluarga akhirnya memperoleh kepastian bahwa Muryono memang telah meninggal di Arab Saudi. Tapi, keluarga tetap gelisah karena tidak mendapat pemberitahuan mengenai penyebab kematian korban dan kapan jenazah akan dipulangkan.

Pihak keluarga hingga sekarang ini masih belum mendapat pemberitahuan resmi dari instansi pemerintah tentang nasib Muryono. Karena itu, Faizal bersama pamannya, Sudomo (47), mendatangi kantor Pusat Advokasi dan Kajian Hukum Indonesia (Pakhis) Kebumen. Melalui lembaga tersebut, keduanya meminta bantuan agar jenazah Muryono bisa segera dipulangkan ke Tanah Air dan mencari penjelasan tentang penyebab kematian korban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement