REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie mengaku telah menerima permohonan maaf dari Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan. Ramadhan menuding PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) yang menjadi penyebab kerusuhan di Bima adalah 'ATM' Aburizal Bakrie.
"Secara pribadi, saya sudah menerima permohonan maaf Ramadhan Pohan dan beliau mengakui kesalahannya. Saya juga sebenarnya tidak mau mempersoalkan masalah itu dan meminta kuasa hukum menarik laporan ke Bareskrim Mabes Polri," kata Ketua DPP Partai Golkar Ade Komarudin usai menghadap Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie di Jakarta, Rabu (1/2).
Menurut Ade, apa yang dilakukan kuasa hukum Ical, sebenarnya sudah melalui mekanisme dan prosedur karena sebelumnya juga sudah dilayangkan somasi sebagai peringatan.
"Kalau sudah memfitnah seseorang, apalagi menyangkut nama baik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, siapapun pasti akan bereaksi. Apalagi pernyataan yang disampaikan bukan saja fitnah, tapi juga pembunuhan karakter (character assasination). Itulah persoalannya, sehingga banyak yang marah," kata Ade.
Ade juga mengakui, sebagai sesama partai yang tergabung dalam koalisi, memang tidak sepantasnya ada pernyataan seperti itu, apalagi Partai Golkar sudah berkomitmen mendukung pemerintahan SBY hingga 2014.
"Saya kira, ini menjadi pembelajaran bagi semua orang untuk berhati-hati menyikapi persoalan dan tidak saling menyinggung perasaan. Saya kira, sikap Pak Ical yang mau menerima permohonan maaf membuktikan dirinya selalu bersiap legowo dan rendah hati. Apalagi bila seseorang sudah mengakui kesalahan, sepantasnya kita juga memaafkan. Yang penting, kedepan jangan sampai terulang lagi," kata Ade.
Sebelum kuasa hukum Aburizal Bakrie Rudy Alfonso, Selasa (31/1) kemarin secara resmi melaporkan Wasekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan ke Bareskrim Mabes Polri. Pihaknya melaporkan Ramadhan atas tuduhan pencemaran nama baik, sesuai Pasal 310 dan 311 KUHP.