Selasa 31 Jan 2012 02:18 WIB

Kenaikan Impor Bawang Merah Rugikan Petani

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Dewi Mardiani
Bawang merah
Bawang merah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah cabai merah dan ikan yang diimpor, kini giliran bawang merah. Impor berbagai jenis komoditas ini seolah tak bisa dibendung lagi. Bawang merah impor kini memenuhi sentra-sentra produksi bawang merah. Akibatnya, harga bawang merah lokal anjlok.

Pada Januari hingga November 2011 lalu, sebanyak 158.461 ton bawang impor masuk ke  Indonesia atau naik 116 persen dibandingkan total impor sepanjang tahun 2010. Impor bawang inilah yang menyebabkan harga jatuh dari harga asal Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu per kilogram menjadi Rp 2.500 – Rp 3 ribu per kilogram. Sedangkan harga terbaik, terjadi pada April 2011 yaitu Rp 9 ribu hingga Rp 10 ribu.

Anggota DPR Komisi VI, Sohibul Iman menghimbau agar pemerintah memikirkan  hal ini. Dia mengatakan, selama persediaan bawang merah untuk konsumsi dalam negeri masih mencukupi, maka impor tidak diperlukan. "Jangan sampai kita mengimpor ketika terjadi panen raya, karena akan menyebabkan harga anjlok. Kasihan nasib petani kita," ujarnya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2010, impor holtikultura diperbolehkan ketika produksi dalam negeri tidak mencukupi. Menurutnya, keterpurukan harga yang terjadi sejak Mei 2011, karena belum ada pengaturan niaga impor bawang merah.

Harga bawang merah jatuh saat panen raya dan harga naik terlalu ekstrim saat budidaya gagal. Hal ini disebabkan oleh belum adanya pengaturan antara kebutuhan bawang merah secara nasional dan pengaturan pola tanam serta pemetaan lahan budidaya secara nasional. "Pemerintah harus membuat kebijakan yang jelas dan menindak tegas importir nakal yang merugikan petani," ujarnya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement