REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Mantan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengakui penanganan korupsi di Malaysia masih lemah. Tingkat korupsi di negeri jiran itu pun dikatakannya masih tinggi.
Menurut Anwar, ada perbedaan antara fenomena korupsi yang terjadi di negerinya dan Indonesia. Faktor warisan penjajahan pun ditudingnya memiliki pengaruh terhadap perbedaan perilaku korupsi tersebut.
“Tingkat korupsi di Malaysia sendiri sesungguhnya tinggi dan besar. Hanya saja, karena kami ini merupakan warisan penjajahan Inggris, korupsi dikemas dengan lebih sophiscated (canggih).” ucap Anwar seusai menghadiri Sarasehan Nasional Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam PB (HMI) di ITB Bandung, Senin (30/1).
Anwar mengatakan, di Malaysia ada semacam diplomasi dalam korupsi. Sehingga, berbagai kasus korupsi di negeri itu disimpan sedemikian rupa. Hal ini dikarenakan transparansi di negerinya masih menjandi barang langka.
“Jadi di sinilah perbedaan kami dengan Indonesia. Karena Indonesia warisan penjajahan Belanda, korupsinya tidak canggih. Bahkan sudah terang-terangan,” tutur Anwar sambil berseloroh.