Sabtu 28 Jan 2012 22:58 WIB

Arab Puji Demokrasi Indonesia

Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen Hidayat Nur Wahid
Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen Hidayat Nur Wahid

REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG -- Ketua Parlemen Uni Emirat Arab Muhammad Ahmad Almour memuji Indonesia sebagai salah satu negara kebanggaan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) karena konsisten menjalankan demokrasi sekaligus budaya Islam yang toleran.

Ketua Badan Kerja sama Antar-Parlemen DPR RI Hidayat Nurwahid seusai pertemuan bilateral dengan delegasi parlemen Uni Emirat Arab di Palembang, Sabtu (28/1), Ahmad Almour menuturkan bahwa Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama Islam telah sukses menjalankan demokrasinya.

Selama ini, menurut Ahmad Almour, pihak Barat mencurigai Islam dan demokrasi tidak bisa berjalan seiring dan bahkan sering terjadi salah paham diantara keduanya.

"Di Indonesia meskipun mayoritas penduduknya Islam, tapi tetap konsisten melaksanakan demokrasinya. Karenanya Indonesia menjadi kebanggaan bagi OKI," ujar Hidayat Nurwahid mengutip Almour.

Hidayat Nurwahid yang juga Ketua Delegasi Indonesia dalam Konferensi ke-7 Parlemen Negara-negara Anggota Organisasi Kerja sama Islam/OKI (PUIC) itu mengemukakan bahwa parlemen Uni Emirat Arab berharap Indonesia bisa berperan lebih signifikan lagi untuk meluruskan pandangan negatif barat terkait Islam dan demokrasi.

Ia menambahkan, berbagai kesalah-pahaman dalam memandang Islam bisa dikurangi dan Islam tidak pula identik dengan terorisme. Ketua DPR RI Marzuki Alie yang hadir dalam acara tersebut menuturkan bahwa apa yang disampaikan delegasi parlemen negara-negara Arab itu sebenarnya bukan yang pertama kalinya. "Indonesia sudah terkenal ramah, santun dan menghormati tamunya. Ketua Parlemen UEE sangat menghargai hal itu," ujarnya.

Negara-negara Arab menginginkan agar stigma Islam yang berdampingan dengan terorisme itu bisa dihilangkan lewat hubungan baik Indonesia dengan Eropa dan Amerika. "Mereka menilai kita bisa jadi agen karena punya hubungan baik dan dihargai AS dan Eropa," katanya.

Indonesia, ujarnya lagi, bisa menunjukkan bahwa demokrasi tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Islam itu bukan teroris, tetapi selama ini kekerasan hanya dilakukan oleh kelompok kecil ekstrem yang tidak mewakili Islam.

Marzuki mengatakan bahwa potensi positif bangsa Indonesia itu seharusnya juga dijadikan modal untuk menarik investasi atau mempromosikan pariwisata.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement