REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - Banyaknya konflik yang sering terjadi akhir-akhir ini dapat mengancam keadaan kondusif di Indonesia. Sedikitnya, ada empat potensi konflik lain yang juga memberi ancaman bagi iklim investasi di Tanah Air.
Hal itu dikatakan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Pontianak, Sabtu (28/1).
"Kita harus mewaspadai potensi-potensi yang bisa mengganggu sehingga Indonesia lepas dari kesempatan emas itu berupa masuknya Indonesia dalam 'investment grade'," kata Anas.
Ia mencontohkan, potensi konflik agraria dalam kaitan pengelolaan lahan untuk perkebunan dan pertambangan. "Sehingga ini harus dikelola dengan sungguh-sungguh dan cekatan," ujarnya.
Menurut Anas, kasus seperti di Bima dan Mesuji harus menjadi contoh supaya tidak menyebar ke daerah lain termasuk Kalbar.
Sedangkan potensi konflik lain menyangkut masalah perburuhan. Ia mengingatkan, hubungan yang kurang harmonis antara perusahaan dan pekerja dapat membuat iklim kerja yang tidak kondusif.
Ia melanjutkan, aksi demonstrasi yang tidak dikelola dengan baik akan mengurangi minat investor dalam menanamkan modal di Indonesia. "Ini harus diwaspadai," ujar Anas.
Anas juga mengingatkan potensi konflik yang bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan. "Kita harus bisa membina hubungan dengan baik. Contoh Kalbar, daerah yang majemuk dan pernah menjadi daerah konflik," kata dia.
Ia berharap, jangan lagi terulang konflik atas nama apapun dan dimanapun di Indonesia. Partai Demokrat, lanjut dia, menjunjung tinggi pluralisme dan harus terus aktif menjaga semangat tersebut.
Anas menambahkan, potensi konflik lainnya yang patut diwaspadai bersumber dari kemiskinan dan pengangguran."Partai Demokrat sebagai partai yang menjunjung pluralitas, harus bisa menjadi jangkar yang baik diantara masyarakat yang majemuk," kata Anas.