REPUBLIKA.CO.ID, MALANG---Maraknya acara televisi yang menampilkan binatang sekaligus mengeksploitasi mereka membuat geram para aktivis pencinta hewan dan mahasiswa kedokteran hewan se-Indonesia. Mereka pun melakukan aksi yang intinya mengecam tayangan acara di telivisi yang mengeksploitasi satwa sebagai objek siaran untuk menarik penonton.
Kecaman terhadap eksploitasi satwa itu dilakukan oleh ratusan aktivis ProFauna, kelompok pencinta hewan itu, dengan menggelar aksi tidur di jalan beraspal di kawasan Jalan Semeru, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (26/1). "Tayangan tersebut sama sekali tidak mendidik dan tidak membuat masyarakat kita tambah pintar, namun justru mengandung kekerasan terhadap satwa," ujar Direktur ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, di sela-sela aksi.
Rosek menilai, tayangan televisi yang mengandung unsur eksploitasi itu di antaranya kekerasan terhadap satwa dan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah kesejahteraan satwa. Kekerasan terhadap satwa tersebut, kata dia, jelas melanggar UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya.
Ia mencontohkan, tayangan yang mengeksploitasi satwa itu di antaranya Petualangan Panji, Gadis Petualang, dan Steve Ewon Sang Petualang yang ditayangkan oleh stasiun televisi yang sama, Global TV. Ketiga acara itu melanggar kaidah-kaidah kesejahteraan satwa.
Menurut dia, dampak dari tayangan tersebut mengakibatkan satwa itu stres dan menderita, apalagi dalam tayangan itu juga ditampilkan adegan penangkapan satwa liar, termasuk jenis yang dilindungi. "Dalam tayangan acara itu jelas-jelas melanggar UU. Oleh karena itu kami protes agar acara tersebut segera dihentikan dan kami tidak akan berhenti menggelar aksi sampai tayangan acara itu benar-benar dihentikan," tegasnya.