Ahad 22 Jan 2012 13:26 WIB

Hatta: Konversi BBM ke Gas Dilakukan Bertahap

Rep: Yulianingsih/ Red: Djibril Muhammad
Hatta Radjasa
Foto: Antara
Hatta Radjasa

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Rencana pemerintah untuk melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) per 1 April mendatang ini dimungkinkan mundur. Pasalnya opsi-opsi yang disediakan pemerintah untuk masyarakat karena konversi tersebut belum siap sepenuhnya.

"Kita tidak ingin membuat kebijakan 1 April tidak boleh semuanya tapi opsinya belum cukup. Karenanya akan kita lakukan bertahap," ungkap Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa usai menyampaikan pidato ilmiah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Ahad (22/1).

Menurutnya, sampai saat ini pihaknya masih memikirkan dan membahas serta mengkaji kebijakan tersebut. Meskipun menurutnya, undang-undang sudah tegas mengatakan pembatasan subsidi BBM tersebut paling lambat 1 April 2012.

"UU sudah melarang untuk plat hitam menggunakan premium. Menurut saya kalau semua dilarang seperti itu tidak bijak juga. UU-nya juga perlu dibahas bersama dewan agar semuanya itu enak tahapannya," tegasnya.

Saat ditanya apakah konversi tersebut diberlakukan di luar April,  Hatta menegaskan hal tersebut tergantung DPR. Pasalnya UU tersebut juga akan dibahas dengan DPR. "Intinya kita lakukan bertahap," tuturnya kembali.

Hal itu untuk memudahkan masyarakat memperoleh bahan bakar yang murah dan terjangkau. Namun begitu kata dia, pihaknya terus mempercepat kebijakan itu dengan berbagai langkah. Salah satunya kata dia, dengan percepatan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG). Untuk mempercepat distribusi gas itupun, pihaknya melalui pertamina akan mendistribusikan melalui mobil tangki yang menyasar ke beberapa wilayah di Indonesia.

Selain SPBG, kebijakan konverter dari premium ke gas pada kendaraan bermotor juga akan dipercepat. Pada 2012 ini pihaknya menargetkan ada 500 ribu kendaraan yang sudah menggunakan konverter ini. "UU sudah nyatakan seperti itu tetapi harus ada opsi bagi masyarakat," tambahnya.

Menurutnya, Indonesia harus mengurangi ketergantuan pada BBM karena produksi semakin menyusut dan semakin mahal. Sedangkan kata dia, Indonesia memiliki gas dan batubara yang melimpah.

"Karenanya kita dorong gunakan gas, tidak usah nunggu April kalau lebih murah dan hemat. Itu bertahap, dibangun bertahap dulu kompor dikritik ada juga beberapa kelemahan kompor meletus tapi kebijakan itu sukses," tandasnya.

Diakuinya, jika kebijakan konversi ini berhasil maka ketentuan kuota BBM yang hanya 37 juta kiloliter bisa dipenuhi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement