Ahad 22 Jan 2012 12:15 WIB

Makanan Alternatif Masa Depan: Daging Buatan dan Serangga

Rep: Amri Amrullah/ Red: Didi Purwadi
Belalang goreng. Ilustrasi
Foto: .
Belalang goreng. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ARIZONA - Pada tahun 2050, penduduk bumi diperkirakan akan mencapai lebih dari 2,5 miliar jiwa. Bagaimana menghindari mereka dari kelaparan dengan keterbatasan sumber makanan di masa datang?.

Baru-baru ini lmuwan memberikan lima terobosan solusi kelaparan di masa depan. Profesor dari universitas Arizona, Mark Edwards, mengatakan pertanian ganggang selama ini belum komersial. Padahal, ganggang telah terbukti memberi makan jutaan hewan.

"Ganggang memberikan pasokan lemak, minyak dan gula. Ganggang telah lama menjadi sumber makanan dasar dari semua mahluk hidup hingga masa depan," kata Edwards dalam laman Guardian, Ahad (22/1).

Ganggang telah dikonsumsi secara luas di Jepang dan Cina dalam bentuk rumput laut. Ganggang juga digunakan sebagai pupuk dan pakan ternak.

Kedua adalah daging buatan. Produk ini terlihat seperti daging. Rasanya pun seperti daging meskipun bukan dari makhluk hidup seperti hewan. Daging buatan para ilmuwan ini dikembangkan dari daging tumbuh sel induk dalam tong/tanki raksasa di laboratorium.

Para ilmuwan mengatakan pencarian pengganti daging sangat penting untuk mengurangi ketergantungan daging asli yang berlebihan. Sapi kini menempati hampir seperempat dari semua lahan peternakan dan pakan ternak membutuhkan 25 persen dari lahan pertanian. Di Amerika Serikat, hampir 70 persen biji-bijian dan sereal yang tumbuh sekarang diberikan kepada hewan ternak.

 

Ketiga adalah jenis tanaman super baru. Pada tahun lalu, Chinese Academy of Agricultural Sciences dan International Rice Research Institute di Filipina mengembangkan jenis varietas padi super "green super rice". Varietas padi ini menghasilkan gabah lebih banyak dan lebih tahan terhadap kekeringan, banjir, air asin, serangga dan penyakit.

Keempat penghijauan gurun. Sebagian besar wilayah dunia terkenal dengan daerah kering. Dengan ketersediaan air laut dan penggunaan teknologi penyulingan, penghijauan gurun adalah hal yang masuk akal. Program ini dapat ditemukan untuk wilayah padang pasir seperti di Chile, California, Peru dan Timur Tengah.

Proyek Hutan Sahara yang menggabungkan berbagai kecanggihan teknologi diperkirakan akan mulai dibangun pada 2015. Salah satu rencana ambisius lain adalah membangun hutan linier di tanah sahara seluas 15 km lebar dan 7.775 km panjang. Hutan linier akan membentang dari Senegal melewati 11 negara di Afrika Timur.

Kelima adalah serangga. Belalang, laba-laba, tawon, cacing, semut dan kumbang dapat menjadi alternatif protein yang rendah lemak dan kolesterol serta tinggi kalsium dan zat besi. Sehingga, serangga cocok untuk makanan konsumsi diet. Setidaknya ada 1.400 spesies yang dapat dimakan di seluruh Afrika, Amerika Latin dan Asia.

sumber : guardian.co.uk
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement