REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Malaria hingga kini masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia, meski gerakan malaria telah dimulai sejak April 2000 dengan tujuan untuk mengurangi beban penyakit yang disebabkan nyamuk tersebut.
"Masih menjadi masalah kesehatan bagi kita terutama di daerah yang sudah dikenal endemis malaria, yakni daerah timur Indonesia, Jawa dan Bali serta sebagian di Pantai Timur dan Barat Sumatera," kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Prof Irnawati Marsaulina, di Medan, Sabtu.
Ia mengatakan, malaria merupakan salah satu penyakit parasitik yang disebabkan oleh parasit malaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles spp. Penyakit ini ditandai dengan demam yang berselang seling, dengan anemia dan limpa membesar.
"Parasit malaria dapat berkembang tidak hanya di dalam vektor nyamuk anopheles betina, tetapi dapat juga berkembang di dalam tubuh manusia," katanya pada pidato pengukuhan jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kesehatan masyarakat yang disampaikannya pada rapat terbuka Universitas Sumatera Utara.
Menurut dia, malaria merupakan masalah kesehatan di banyak negara di seluruh dunia dan masih merupakan penyakit utama yang menyebabkan kesakitan dan kematian manusia di negara-negara yang sedang berkembang, salah satunya Indonesia.
Tercatat sedikitnya malaria menjadi penyebab kematian 1,4-2,6 juta orang di dunia dalam setahun. Malaria juga merupakan salah satu faktor penting penyebab tingginya angka kematian bayi dan anak-anak. Infeksi malaria selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kematian prakelahiran dan berat bayi lahir rendah.