REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA - Sebuah tim ilmuwan internasional telah menemukan salah satu primata paling langka di Kalimantan, yaitu Langur Miller beruban (Presbytis Hosei canicrus). Spesies primata ini diyakini telah punah tahun 2004 lalu.
Temuan tim, yang diterbitkan dalam American Journal of primatologi menegaskan, keberadaan kembali monyet yang telah terancam punah ini. Dalam laman physorg.com, Jumat (20/1), peneliti juga mengungkapkan primata ini hidup di daerah yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya.
Presbytis Hosei canicrus adalah bagian dari genus Presbytis primata kecil, dahulu ditemukan di sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu Kalimantan, Sumatera, Jawa dan beberapa di Semenanjung Melayu Thailand.
Di Kalimantan, P H canicrus hanya ditemukan di wilayah kecil terpencil di daerah timur laut di pulau ini. Aktivitas perambahan hutan, konversi lahan, pertanian dan pertambangan penyebab primata ini hilang dari habitat aslinya.
Dalam ekspedisi tersebut, tim masuk ke hutan Wehea di Kalimantan Timur, sebuah wilayah hutan hujan tropis seluas 38.000 ha yang sama sekali belum terjamah. Wilayah Wehea memiliki setidaknya sembilan spesies primata langka yang telah ada, termasuk orangutan dan siamang.
"Penemuan P h canicrus ini mengejutkan karena Wehea berada di luar habitat aslinya," Kata seorang peneliti dari Simon Fraser University Kanada, Brent Loken.
Dengan melakukan pengamatan di mana hewan mencari mineral dan sumber makanan hutan berkumpul, Peneliti terus mencari dan membuat perangkap berupa kamera tersembunyi di beberapa lokasi.
Temuan ini, jelas Loken, menegaskan monyet ini masih ada di Kalimantan Timur. Ada kesempatan baik bagi peneliti bahwa itu tetap menjadi salah satu primata dunia yang paling terancam punah. "Saya percaya ini tinggal perlombaan melawan waktu untuk melindungi banyak spesies di Kalimantan yang terancam punah, seperti Langur Miller beruban, macan tutul dan beruang," jelasnya.
Kesimpulan awal peneliti bahwa kemungkinan spesies ini telah punah pertama kali pada 2004, dan beberapa peneliti mencari monyet ini selama ekspedisi lain selama 2008 yang tidak menemukan satu pun dan memperkuat pernyataan kepunahan itu.