REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Curah hujan yang tinggi masih masih berpotensi untuk menyebabkan banjir di daerah Jakarta dan sekitarnya. Karena itu, untuk mengantisipasinya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait. Rapat koordinasi antisipasi banjir Jakarta dan sekitarnya, digelar Jumat (20/1). Rapat koordinasi dipimpin Deputi Penanganan Darurat BNPB, Dody Ruswandi, yang dihadiri dari kementerian, lembaga dan pemerintah daerah.
"BMKG menyampaikan, puncak hujan wilayah Jakarta dan sekitarnya adalah pertengahan Januari hingga pertengahan Februari 2012," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Berdasarkan peta prediksi banjir, katanya, wilayah di utara yang meliputi Jakarta Barat dan Jakarta timur memiliki potensi tinggi banjir bulan Januari ini, seperti Cengareng, Grogol, Cilincing, Kelapa Gading, dan sebagainya.
Beberapa wilayah Jawa, khususnya Jawa Tengah, akan menerima curah hujan sangat tinggi (> 500 mm) selama Januari 2012. Curah hujan sekian itu melanda daerah Semarang, kawasan Merapi, Solo, dan hulu Sungai Bengawan Solo. Wilayah Banten, Jawa Barat bagian selatan, Jawa Timur bagian timur, curah hujannya juga sangat tinggi.
Hinga dua hari ke depan, lanjutnya, curah hujan relatif ringan hingga sedang. Adanya tekanan rendah di Laut Cina Selatan menyebabkan massa uap air dari utara dibelokkan ke tekanan rendah, sehingga cuaca di Jakarta cerah. Diperkirakan, hal ini hanya akan berlangsung hingga dua hari ke depan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geologi (BMKG) mampu memprediksikan curah hujan 1-2 hari ke depan dan 3 jam ke depan dengan menggunakan radar cuaca. Jika sudah luruh, maka potensi hujan Jakarta akan tinggi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI dan Dinas Pekerjaan Umum menyampaikan kesiapannya. Mereka menyiapkan semua sumber daya yang ada, seperti peralatan, logistik, sarana prasaran pengendali banjir, layanan kesehatan, dapur umum, dan sebagainya.
Piket siaga banjir sudah diaktifkan di bawah komando BPBD DKI. Dari 267 kelurahan yang ada, 93 kelurahan merupakan rawan banjir. "Penduduk yang terancam lebih dari 980 ribu jiwa atau 10,2 persen dari total penduduk," katanya.
Logistik dan peralatan sudah didekatkan dengan 62 titik banjir. Sedangkan aparat pemerintah hingga kelurahan, lanjutnya, diminta untuk terus memonitor banjir. Sistem peringatan dini banjir diintensifkan pemantauannya dan semua Kementerian/lembaga telah menyampaikan kesiapsiagaannya.